yoldash.net

Telisik di Balik Hollywood Bungkam Artis Pro-Palestina

Meski dikenal sebagai industri kreatif terbesar di dunia dan dari negara yang "bebas", Hollywood tak bisa membiarkan artis dan sineasnya membela Palestina.
Pengamat menilai standar ganda Hollywood terhadap pembela Palestina dan pendukung Israel karena dampak sejarah dan relasi sejak dulu. (AP/Evan Agostini)

Jakarta, Indonesia --

Sikap Hollywood terhadap agresi militer Israel kepada warga Palestina semakin jelas akhir-akhir ini. Sedikitnya dua artis terang-terangan kehilangan pekerjaan atau agensinya karena menyuarakan dukungan terhadap Palestina.

Melissa Barrera salah satunya. Spyglass selaku rumah produksi mendepak aktris yang jadi bintang utama dua film terakhir Scream imbas dukungan nyata kepada Palestina dan mengkritik keras Israel dengan menyebutnya lakukan genosida di Gaza.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Spyglass mengonfirmasi pemecatan, tapi dengan dalih Barrera menyuarakan antisemitisme. Hal tersebut membuat pemeran Sam Carpenter itu dipastikan tak terlibat dalam Scream VII yang tengah dikembangkan rumah produksi.

Tak lama setelah itu, aktris senior Susan Sarandon juga didepak dari United Talent Agency (UTA). Ia dicoret dari daftar klien agensi setelah menghadiri rapat umum pro-Palestina di New York City.

ADVERTISEMENT

Banyak orang kemudian menyoroti perbedaan sikap Hollywood terhadap artis-artis yang menyuarakan posisinya atas konflik Israel dan Palestina. Noah Schnapp menjadi aktor yang berulang kali dirujak netizen karena hal itu.

Schnapp tak kunjung didepak dari Stranger Things meski terang-terangan membela Israel, termasuk dalam video yang menunjukkan "Zionism is sexy."

[Gambas:Video CNN]



Perbedaan sikap tersebut sesungguhnya bukan hal mengejutkan di Hollywood. Pengamat perfilman dan budaya populer Hikmat Darmawan menilai situasi yang terjadi saat ini efek sejarah panjang Hollywood dan Israel.

Ikatan dan kedekatan erat keduanya melekat pada pentolan industri hiburan di Hollywood, sehingga mereka cenderung memihak pada Israel daripada Palestina.

"Kalau di Hollywood, pertama, memang secara historis industri hiburan di Amerika itu sangat dikuasai etnik Yahudi," ujar Hikmat. "Saya tak ingin membawa ini ke antisemitisme, bukan. Namun, konglomerat dan orang-orang super kaya itu sudah lekat mendukung Israel,"

Kedekatan yang sudah berjalan selama beberapa dekade itu memengaruhi sikap Hollywood di berbagai kasus, termasuk terhadap narasi yang melawan Israel. Sehingga, pemecatan yang terjadi kini bak sensor terhadap suara-suara tersebut.

Sensornya tampak jelas, seperti menuduh suara-suara pembela Palestina sebagai bentuk antisemitisme. Usaha itu sejalan dengan narasi dominan di Hollywood yang hingga kini masih dipegang kelompok pro-Israel.

"Sekarang ini praktis sedang terjadi sensor di semua bidang, dari akademik, industri hiburan, sampai industri sehari-hari," ujar Hikmat.

"Memang ini adalah bagian dari sensor yang keras, karena mesin propaganda terhadap perang ini establishment-nya masih Israel yang sangat kuat, lobi zionis yang sangat kuat," lanjutnya.

Lanjut ke sebelah...

Peluang 'Pemberontakan'

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat