yoldash.net

Review Serial: Naked Director 2

Satu-satunya nilai lebih pada Naked Director musim ini hanya pengembangan karakter Muranishi.
Review Naked Director 2. (Arsip Netflix)

Jakarta, Indonesia --

Tak memuaskan. Musim kedua serial Naked Director mengecewakan, jauh dari kata bagus seperti musim pertama yang sangat menarik dan gereget pada saat bersamaan. Bahkan musim ini bisa dibilang sangat membosankan.

Musim kedua Naked Director diawali dengan rencana Toru Murnanishi (Takayuki Yamada) untuk ekspansi bisnis video porno setelah bangkit dari keterpurukan, yaitu dengan menyiarkan video porno di televisi lewat siaran satelit.

Muranishi harus megumpulkan uang demi membeli frekuensi yang sangat mahal dan biaya sewa satelit. Karena itulah ia mati-matian memproduksi video porno tanpa peduli kualitas asalkan menghasilkan banyak uang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sialnya, cerita yang seharusnya menarik itu disampaikan secara bertele-tele hingga terasa melelahkan dan membosankan. Sejak episode pertama pun sudah terasa demikian, tidak ada yang benar-benar bisa menggelitik untuk mengeksplorasi lebih lanjut.

Hal itu diperparah dengan kemunculan banyak karakter baru di episode-episode berikutnya. Kreator mungkin berharap bisa menyajikan sesuatu yang baru dalam serial ini lewat karakter tersebut, faktanya karakter tersebut sama sekali tidak menarik.

ADVERTISEMENT

Alasannya sederhana saja, kemunculan banyak karakter baru tidak disertai diimbangi dengan pembentukan dan latar belakng yang kuat. Alhasil karakter baru itu tak ubahnya karakter tempelan yang numpang lewat seperti di sinetron layar kaca Indonesia.

Karakter Miyuki Chiba (Yuri Tsunematsu) misalnya, ia dibentuk sedemikian rupa oleh Muranishi untuk menjadi penerus Kaoru Kuroki. Karakter ini hanya menarik di awal lantaran selebih tak ada eksplorasi karakter yang benar-benar menarik.

Miyuki lebih tampak hanya menjadi pajangan tidak berguna pada perusahaan video porno Muranishi saja, juga menjadi pajangan musim ini yang tidak ada gereget.

Saya sempat berharap ada sesuatu yang baik pada beberapa episode akhir musim kedua Naked Director. Ya, setidaknya bisa mengeliminasi berbagai keburukan dalam musim ini.

Ternyata, semakin akhir justru semakin tidak menarik. Musim ini menyajikan premis dan pola cerita yang sama dengan musim pertama, yaitu diawali dengan ambisi Muranishi Muranishi, ambisi mulai tercapai, terpuruk sampai hampir mati, dan seketika selamat.

Memang konflik dan permasalahan yang dihadapi Muranishi berbeda, begitu pula dengan beberapa karakter yang meliputinya. Tetapi hasil akhir tetap sama. Kreator seperti ingin mencoba formula premis dan cerita musim pertama yang terbukti sukses.

Sayangnya itu semua gagal total. Capain musim pertama sepertinya menjadi tuntutan berat bagi kreator serial ini. Mereka tampak terlalu berusaha untuk menghasilkan cerita yang lebih baik, tapi justru lebih buruk.

Sekalinya ada bagian cerita yang bisa menjadi kejutan, seperti Toshi yang kembali bekerja sama dengan Kenji, berakhir begitu saja. Mubazir sekali. Padahal kerja sama Toshi dan Kenji sangat potensial dikembangkan pada musim ketiga bila ada.

Musim kedua seperti sudah kurang baik sejak penulisan skenario dan pengembangan cerita. Teknik menyajikan premis dan pola yang sama dengan musim sebelumnya sudah hampir pasti tidak akan berhasil bagi serial.

Satu-satunya nilai lebih pada musim ini hanya pengembangan karakter Muranishi. Bila pada musim pertama ia tampil sebagai pribadi dengan solidaritas tinggi, pada musim ini sama sekali tidak. Terlebih bila berkaitan dengan ambisinya.

Setidaknya, itu satu-satunya yang menjadi nilai dari serial ini. Selebihnya hanya premis, cerita, dan karakter yang dipaksakan menjadi satu musim sebuah serial.

(bac/bac)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat