yoldash.net

Belajar dari Kasus Bocah di Cirebon, Kenali Tanda Awal Anak Depresi

Seorang bocah di Cirebon diduga mengalami depresi hingga putus sekolah usai ponsel miliknya dijual oleh sang ibu. Kenali tanda awal anak depresi berikut ini.
Ilustrasi. Seorang anak di Cirebon diduga mengalami depresi usai ponselnya dijual oleh sang ibu. Apa tanda awal anak depresi? (iStock/Nuttawan Jayawan)

Daftar Isi
  • 1. Muncul perubahan perilaku yang signifikan
  • 2. Kehilangan minat
  • 3. Muncul sejumlah perubahan fisik
  • Orang tua jangan paksakan kehendak
Jakarta, Indonesia --

Seorang bocah berusia 13 tahun yang tinggal di Kota Cirebon, Jawa Barat, diduga mengalami depresi hingga putus sekolah usai ponsel miliknya dijual oleh sang ibu. Kenali tanda awal anak depresi berikut ini.

Siti Anita (48) mengaku tak memiliki pilihan selain menjual ponsel anaknya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Usai ponsel tersebut dijual, kondisi anaknya jadi lebih sering melamun dan emosinya sulit terkontrol.

Ia mengaku sempat mengajak anaknya untuk dirukiah, namun tak membuahkan hasil. Setelah itu ia bawa sang anak berobat secara medis hingga dinyatakan mengalami depresi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Psikolog Anak dan Keluarga di Unit Anak & Remaja Sajiva, RSK Jiwa Dharmawangsa, Mira Amir menyebut orang tua memang harus lebih peduli terhadap kesehatan mental anak.

Menyoroti kasus tersebut, menurut dia, bisa jadi penyebab utama anak mengalami depresi bukan sekadar karena ponsel yang dijual. Tapi ada persoalan lain yang dipendam sejak lama.

"Sederhananya ini bukan cuma soal handphone. Jadi banyak kondisi yang bisa memicu (depresi) ini terjadi. Bisa jadi karena anak tersebut memang merasa sulit untuk mencapai apa yang diinginkannya," kata Mira saat dihubungi Indonesia.com, Kamis (16/5).

Tentunya sebelum anak mencapai puncak depresi, ada tanda-tanda awal yang mestinya sudah dikenali orang tua.

Tanda-tanda ini harusnya bisa jadi pengingat agar si anak bisa segera mendapatkan perawatan sebelum depresinya semakin parah.

Mira membeberkan sejumlah tanda awal depresi pada anak yang bisa dikenali orang tua. Berikut tanda-tandanya:

1. Muncul perubahan perilaku yang signifikan

Tanda awal depresi bisa dilihat dari perilaku anak yang mengalami perubahan cukup signifikan. Jika anak sebelumnya termasuk anak-anak yang ceria, saat mulai mengalami depresi mereka cenderung diam dan menarik diri.

Bahkan anak akan terlihat kehilangan antusiasme saat bertemu dengan orang lain.

2. Kehilangan minat

Anak yang mengalami depresi juga mulai kehilangan minat akan sesuatu yang sebelumnya disukai. Bahkan, mereka juga tidak antusias dalam melakukan berbagai kegiatan sehari-hari.

"Bisa jadi untuk ngomong aja mereka jadi kehilangan hasrat," katanya.

3. Muncul sejumlah perubahan fisik

Cute asian child girl sleeping and hugging her teddy bear in the bedIlustrasi. Belajar dari kasus bocah di Cirebon, psikolog Mira Amir mengungkapkan salah satu tanda awal anak depresi adalah munculnya perubahan fisik. (istockphoto/Sasiistock)

Anak yang mengalami depresi juga akan mengalami perubahan fisik yang cukup signifikan. Misalnya terlihat lebih mudah lelah hingga berat badan menyusut secara drastis.

"Alasannya karena biasanya mereka kehilangan nafsu makan. Mereka juga jadi sulit tidur atau justru tidur terus. Makanya akan sangat terlihat perubahan fisik yang signifikan," kata dia.

Orang tua jangan paksakan kehendak

Depresi pada anak-anak tidak hanya dialami oleh mereka yang lahir dari keluarga kekurangan dalam hal ekonomi. Kata Mira, banyak juga anak yang lahir di keluarga lengkap dan serba kecukupan justru mengalami depresi.

Kondisi ekonomi atau kondisi keluarga sebenarnya tidak akan jadi faktor utama seorang anak menjadi depresi jika tidak ada keterlibatan orang-orang di sekitarnya, terutama orang tua.

"Jika berasal dari keluarga tidak mampu tapi orang tuanya mengayomi dan bertanggung jawab, anak bisa tumbuh normal. Karena bagaimana juga semua tergantung pada bagaimana orang tua mendidik dan memberi kehidupan pada mereka," kata dia.

Mira pun mengajak para orang tua atau orang dewasa melihat kasus ini dari kacamata anak-anak. Para orang tua tidak bisa seenaknya melanggar hak anak.

Barang-barang milik anak adalah hak mereka, ada batasan yang harus ditaati orang tua ketika berurusan dengan anak.

"Jangan karena merasa sudah melahirkan lantas berbuat semena-mena. Tidak bisa begitu karena bagaimanapun ada batasan yang harus ditaati orang tua untuk anak-anaknya," kata dia.

(tst/pua)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat