yoldash.net

Mencicip Masakan si Mbah ala Omah Yung Ginah di Tanah Sunda

CNNIndonesia.com kali ini mengajak Anda bernostalgia dengan masakan mbah di rumah dari masa lalu di restoran Omah Yung Ginah, Tangerang.
Beragam masakan khas Jawa tersaji di restoran Omah Yung Ginah, Cisauk, Tangerang. (CNN Indonesia/Tiara Sutari)

Jakarta, Indonesia --

Masakan buatan si Mbah memang selalu dirindukan.

Makanan berkuah santan, dengan rasa manis, gurih, asin, dan pedas yang jadi satu. Lidah rasanya sudah bergoyang brutal ketika membayangkannya.

Indonesia.com kali ini mengajak Anda bernostalgia dengan masakan mbah di rumah dari masa lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika kompor gas atau bahkan kompor minyak tanah belum banyak digunakan.

Yogyakarta 'pindah' ke Tangerang

Suasana di resto Omah Yung Ginah yang berada di kawasan Cisauk, Tangerang. Menyajikan aneka makanan khas Jawa dengan cita rasa ke arah Jawa Timur yang dimasak di tungku api, menawarkan cita rasa masakan mbah, sebagai obat kangen masakan rumah.Suasana di resto Omah Yung Ginah yang berada di kawasan Cisauk, Tangerang. (Indonesia/Tiara Sutari)

Tampilan makanannya sederhana, tanpa penyajian ala bintang lima.

Saat pertama kali datang, Anda akan disuguhi dengan pintu kayu menuju rumah Joglo, lengkap dengan berbagai ornamen kayu di dalamnya.

Sekilas, rumahnya seperti lapuk dan tua. Memang iya, sih, sudah tua. Konon rumah Joglo yang dibawa langsung dari Sragen ini usianya sudah 150 tahun.

Deret foto Yung Ginah juga ada di dinding kayu menuju dapur utama. Tapi pengunjung tak usah repot-repot masuk ke dapur untuk memesan makanan, sebab deretan makanan ala prasmanan sudah tersedia di meja.

Mulai dari mangut lele, mangut nila, jangan (sayur) lombok, sop kampung, ayam bakar, aneka gorengan, sambal, dan makanan lainnya tersedia. Lengkap dan jangan khawatir kehabisan.

Nama restoran rumahan ini Omah Yung Ginah, lokasinya di pelosok. Sangat pelosok. Mungkin sekitar 500 meter dari jalan utama Cisauk, Tangerang.

Meski begitu Omah Yung Ginah ini tak pernah sepi, antrean pasti selalu mengular panjang.

Menu utama yang selalu jadi incaran pengunjung adalah mangut lele dan jangan lombok. Kedua makanan berkuah santan ini hampir selalu jadi makanan utama yang dipesan pengunjung.

Memang benar, jangan lombok yang disajikan di Omah Yung Ginah ini lezat tiada tara. Menawarkan rasa rumahan yang bikin rindu setiap saat.

Rasanya gurih, pedas, tapi agak sedikit manis. Rasanya sangat pas dipadukan dengan nasi pulen hangat.

Apalagi jika ditambah dengan dadar telur krispi yang rasanya benar-benar mantap.

Suasana di resto Omah Yung Ginah yang berada di kawasan Cisauk, Tangerang. Menyajikan aneka makanan khas Jawa dengan cita rasa ke arah Jawa Timur yang dimasak di tungku api, menawarkan cita rasa masakan mbah, sebagai obat kangen masakan rumah.Restoran Omah Yung Ginah menyajikan aneka makanan khas Jawa dengan cita rasa ke arah Jawa Timur yang dimasak di tungku api, menawarkan cita rasa masakan mbah, sebagai obat kangen masakan rumah. (Indonesia/Tiara Sutari)

Bagi saya, jangan lombok ini justru MVP dari semua makanan yang ditawarkan di Omah Yung Ginah.

Beralih ke mangut lele. Bisa dibilang rasanya enak tapi ya biasa saja.

Ukuran lelenya memang cukup besar, kuahnya pun cukup medok. Hanya saja agak terlalu manis dan kurang pedas.

Tapi itu semua tertolong ketika mangut ini dicampur sambal terasi merah khas Yung Ginah yang juga lezat tiada tara. Mangut Lele yang biasa saja levelnya jadi enak ketika dicampur sambal merah ini.

Dari sini saya jadi berpikir, kurangnya rasa pedas ini untuk menyesuaikan selera sebagian besar pengunjung yang mungkin kurang suka pedas. Kalau memang alasannya itu, rasanya masih bisa dimaklumi.

Menu lainnya adalah sayur lodeh. Untuk yang ini jujur saja, rasanya tidak terlalu kuat.

Sayuran di lodeh juga kurang menyatu dengan kuah yang juga kurang menggigit, sangat jauh dengan jangan lombok yang benar-benar enak.

Aneka gorengannya juga ada di level biasa saja. Tidak ada yang spesial, tapi masih enak untuk disantap.

Tapi untuk telor dadar krispinya jangan dilewatkan, harus dipesan karena sangat pas disantap dengan nasi dan jangan lombok hangat.

Simak cerita selengkapnya di halaman selanjutnya...

Omah Yung Ginah bukan hanya menawarkan masakan rumah yang dimasak di tungku kayu, tapi juga suasana pulang kampung ke rumah Mbah.

Dari depan, Omah Yung Ginah tampak seperti resto kecil rumah Joglo. Tapi ketika masuk, bagian belakangnya justru sangat luas dengan konsep piknik terbuka.

Halaman rumput yang luas ini juga bisa digunakan untuk bersantap keluarga ala piknik karena sudah disediakan kain piknik yang digelar di rumput hijau tersebut.

Tapi jangan khawatir, bagi Anda yang takut panas di sini juga tersedia kursi-kursi kayu yang berjejer. Jumlahnya banyak jadi tidak akan kehabisan kursi meskipun pengunjung cukup ramai.

Saya datang di akhir pekan, pengunjung memang ramai. Kebanyakan yang hadir adalah keluarga yang membawa balita dan orang tua.

Anak-anak juga tampak senang bermain sambil makan, vibesnya benar-benar seperti main ke rumah mbah di kampung.

Tapi, meskipun resto cukup ramai bahkan sempat antre di prasmanan untuk pesan makanan, waktu tunggunya tidak makan berjam-jam, tidak begitu lama dan cukup sat set.

Pelayanannya juga memuaskan, cepat, dan juga setiap area di Omah Yung Ginah ini cukup bersih dan terawat. Benar-benar mengingatkan rumah Mbah dengan sederet masakan tungku kayunya.

Suasana piknik di rumah Mbah

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat