yoldash.net

Waspada Aneurisma Otak, Penyakit yang Sebabkan Jo Lindner Meninggal

Influencer kebugaran Jo Lindner meninggal dunia di usia 30 tahun karena aneurisma otak. Berikut penjelasan soal aneurisma otak yang perlu diwaspadai.
Ilustrasi. Influencer kebugaran Jo Lindner meninggal dunia karena aneurisma otak. Berikut ini penjelasan soal aneurisma otak yang perlu diwaspadai. (Allan Ajifo/Wikimedia Commons)

Jakarta, Indonesia --

Influencer kebugaran Jo Lindner meninggal dunia di usia 30 tahun karena aneurisma otak. Berikut ini penjelasan mengenai aneurisma otak yang perlu diwaspadai.

Jo Lindner, yang kerap membagikan konten soal gym di akun Instagram meninggal pada Sabtu (1/7). Kekasih Lindner, Nicha mengungkapkan Lindner meninggal karena aneurisma dan sempat mengeluhkan rasa sakit di leher beberapa hari sebelum pergi.

Mengutip laman Kementerian Kesehatan, aneurisma otak adalah kondisi di mana terjadi penggelembungan pembuluh darah di otak akibat melemahnya dinding pembuluh darah di suatu titik tertentu. Aneurisma otak disebut juga aneurisma serebral.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aneurisma otak merupakan aneurisma yang paling sering terjadi selain aneurisma pada pembuluh darah aorta pars abdominal. Jika aneurisma pada otak pecah, hal tersebut bisa menyebabkan hal yang lebih buruk, seperti kerusakan otak, stroke hemoragik, koma, dan kematian.

ADVERTISEMENT

Terdapat tiga jenis aneurisma otak paling umum yang lebih sering terjadi pada orang dewasa, yaitu:

- berry (sakular)

- fusiform

- mikotik berry aneurisma

Aneurisma otak sering kali tidak memiliki gejala apa pun, atau mungkin timbul gejala berupa sakit kepala yang parah hingga penurunan kesadaran.

Penyebab Aneurisma otak

Ilustrasi pengecekan tekanan darahMenderita hipertensi bisa jadi salah satu faktor risiko aneurisma otak seperti Jo Lindner. (iStock/GlobalStock)

Penyebab melemahnya dinding pembuluh darah di otak ini belum bisa dipastikan. Namun, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya aneurisma otak, yaitu :

1. Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi).

2. Berusia lebih dari 40 tahun.

3. Berjenis kelamin perempuan, terutama yang sudah menopause.

4. Memiliki riwayat cedera kepala.

5. Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.

6. Menggunakan narkoba, terutama kokain.

7. Memiliki kebiasaan merokok.

8. Memiliki keluarga dengan aneurisma otak.

Selain faktor-faktor tersebut, ada beberapa penyakit yang dapat meningkatkan risiko terjadinya aneurisma otak, yaitu :

1. Penyakit ginjal polikistik

2. Koartasio aorta

3. Malformasi arteri-vena

4. Sindrom Ehlers-Danlos

5. Sindrom Marfan

Gejala aneurisma otak

ilustrasi sakit kepala sebelah kiri, atau migrainIlustrasi. Nyeri di sekitar mata salah satu gejala aneurisma otak seperti yang dialami Jo Lindner. (iStockphoto/fizkes)

Aneurisma otak yang masih berukuran kecil dan belum pecah sering kali tidak menimbulkan gejala. Namun, seiring ukuran aneurisma membesar, penderita bisa mengalami berbagai keluhan, seperti :

1. Nyeri di sekitar mata.

2. Mati rasa di salah satu sisi wajah.

3. Pusing dan sakit kepala.

4. Kesulitan berbicara

5. Gangguan keseimbangan

6. Sulit berkonsenstrasi

7. Penurunan daya ingat.

8. Gangguan penglihatan

Aneurisma otak seperti Jo Lindner yang makin membesar bisa pecah dan menimbulkan perdarahan di otak. Gejala pecahnya aneurisma otak dapat berupa :

1. Sakit kepala parah.

2. Pandangan kabur atau penglihatan ganda.

3. Mual dan muntah.

4. Lemah atau lumpuh di salah satu sisi tubuh atau tungkai.

5. Sulit berbicara

6. Sulit berjalan

7. Kelopak mata turun (ptosis)

8. Kejang

9. Penurunan kesadaran

Untuk memastikan diagnosis aneurisma otak, Anda bisa menjalani beberapa perawatan seperti CT scan dan MRI.

Aneurisma seperti yang dialami Jo Lindner juga dapat dicegah dengan menjalani pola hidup sehat seperti berhenti merokok, tidak konsumsi narkoba dan alkohol, konsumsi makanan sehat, olahraga rutin, dan menjaga berat badan ideal.



(pua/pua)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat