yoldash.net

Kata Psikolog Soal Diskon 11.11 dan Perilaku Konsumtif

Psikolog dari universitas Gadjah Mada (UGM), Koentjoro mengatakan diskon bisa mendatangkan perilaku konsumtif seseorang.
Psikolog dari universitas Gadjah Mada (UGM), Koentjoro mengatakan diskon bisa mendatangkan perilaku konsumtif seseorang.(CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari)

Jakarta, Indonesia --

Tanggal 11 November selalu identik dengan belanja dan diskon besar-besaran. Tak hanya di Indonesia, hampir seluruh dunia juga mengadakan diskon besar di hari ini.

Diskon memang sangat berpengaruh pada pola belanja seseorang, bahkan bisa jadi anda membeli sesuatu yang tak benar-benar dibutuhkan. Namun karena ada diskon Anda pun tergiur untuk membelinya.

Psikolog dari universitas Gadjah Mada (UGM), Koentjoro mengatakan diskon bisa mendatangkan perilaku konsumtif seseorang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena ada rasa tergoda, tergugah untuk membeli sesuatu, dengan iming-iming harga yang lebih murah," katanya saat dihubungi Indonesia.com, Kamis (11/11).

Terkadang kata dia, hal ini bisa berakhir buruk karena barang yang dibeli bisa jadi tak dibutuhkan sama sekali oleh si pembeli, beruntung jika bisa dijual kembali tapi kebanyakan barang itu justru dibiarkan begitu saja.

ADVERTISEMENT

Hanya karena barang bisa dibeli dengan harga murah, godaan membeli pun meningkat bahkan tanpa mempertimbangkan segi kebutuhan.

"Ini yang namanya impulsif konsumtif. Jadi tidak butuh tapi ingin beli karena mikir, wah murah yah harganya. Padahal sebenarnya tidak murah-murah banget juga," kata dia.

Kebiasaan yang dibuat

Berbelanja saat diskon sebenarnya bukan budaya asli Indonesia. Kata Koentjoro budaya ini adalah budaya yang dibawa dari luar dan ditumbuhkan di Indonesia seiring perkembangan zaman.

Apalagi saat ini teknologi juga terus berkembang dan diskon-diskon ini bisa diiklankan di media sosial.

"Saat melihatnya tergoda, jadi bukan lagi dari mulut ke mulut, mata kita langsung disuguhi berbagai diskon ini, yang membuat keinginan muncul," katanya.

Bahkan kata dia, timbul rasa menyesal, sedih, dan kurang atau kosong jika tak mengikuti hype berbelanja saat diskon.

"Orang yang semula tidak suka belanja jadi tergugah karena banyak iklan di media sosial, jadi budayanya memang dibuat tergoda. Kita digoda dengan diskon-diskon ini," kata dia.

Memang kata Koentjoro, berbelanja saat diskon bukan sesuatu yang bahaya atau salah secara psikologi, namun jika dilakukan secara berlebihan tentu tidak baik juga.

"Apalagi kalau jadi gaya hidup, itu bisa berbahaya karena hanya memuaskan keinginan bukan kebutuhan, jadi konsumtif dan bisa menghabiskan banyak uang," kata dia.

(tst/chs)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat