yoldash.net

Inflasi Juni Capai 2,51 Persen Gara-gara Harga Makanan - Minuman

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 2,51 persen secara tahunan (yoy) pada Juni 2024.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 2,51 persen secara tahunan (yoy) pada Juni 2024. Ilustrasi. (iStock/Yamtono_Sardi).

Jakarta, Indonesia --

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 2,51 persen secara tahunan (yoy) pada Juni 2024. Sementara, secara bulanan (mtm) terjadi deflasi 0,08 persen.

"Secara year on year terjadi inflasi sebesar 2,51 persen dan secara tahun kalender year to date terjadi inflasi sebesar 1,07 persen," ucap Plt Sekretaris Utama BPS Imam Machdi dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin (1/7).

Ia mengatakan terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) secara tahunan dari 103,68 menjadi 106,28. Sedangkan IHK secara bulanan (month to month/mtm) turun dari 106,37 menjadi 106,28.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imam deflasi Juni 2024 ini lebih dalam dibandingkan Mei 2024 dan merupakan deflasi kedua pada 2024. Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah makanan minuman dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,49 persen dan memberikan andil deflasi sebesar 0,14 persen.

ADVERTISEMENT

Adapun komoditas penyumbang utama deflasi adalah bawang merah dengan andil deflasi sebesar 0,09 persen. Lalu, tomat dengan andil deflasi sebesar 0,07 persen serta daging ayam ras dengan andil deflasi sebesar 0,05 persen.

Sementara itu, terdapat komoditas yang memberikan andil inflasi. Itu antara lain cabe rawit dan cabe merah dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,02 persen.

"Kemudian emas perhiasan kentang ketimun sigaret mesin tarif angkutan udara ikan segar dan kopi bubuk dengan andil inflasi masing-masing 0,01 persen," imbuh Imam.

Lebih lanjut, Imam menjelaskan perkembangan inflasi secara tahunan. Ia mengatakan berdasarkan kelompok pengeluaran inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok makanan minuman dan tembakau, yaitu sebesar 4,95 persen dan memberikan andil sebesar 1,40 persen terhadap inflasi umum.

Komoditas yang memberikan andil inflasi kelompok ini antara lain beras, cabe merah, dan sigaret kretek mesin.

Sedangkan, komoditas lain di luar kelompok makanan minuman dan tembakau yang juga memberikan andil inflasi cukup signifikan antara lain adalah emas perhiasan, tarif angkutan udara, dan nasi dengan lauk.

"Secara tahunan seluruh provinsi mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Papua Pegunungan dengan inflasi sebesar 5,65 persen," kata Imam.

"Sedangkan inflasi terendah dapat kita lihat terjadi di Kepulauan Bangka Belitung dengan inflasi sebesar 1,08 persen," imbuhnya.

[Gambas:Video CNN]



(mrh/sfr)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat