yoldash.net

Hussain Sajwani, Taipan Properti Muslim Berharta Rp80,15 T dari Dubai

Hussain Sajwani merupakan konglomerat properti asal Uni Emirat Arab. Sumber kekayaannya berasal dari raksasa pengembang properti mewah Damac Properties.
Hussain Sajwani merupakan konglomerat properti asal Uni Emirat Arab. Sumber kekayaannya berasal dari raksasa pengembang properti mewah Damac Properties. Ilustrasi. (Basith Subastian/CNNIndonesia).

Jakarta, Indonesia --

Hussain Sajwani merupakan konglomerat properti asal Uni Emirat Arab (UEA). Sumber kekayaannya berasal dari raksasa pengembang properti mewah Damac Properties.

Per Sabtu (23/3), Forbes memperkirakan total kekayaan Sajwani mencapai US$5,1 miliar atau sekitar Rp80,65 triliun (asumsi kurs Rp15.814 per dolar AS).

Tumpukan harta itu menempatkan Sajwani pada peringkat ke-604 orang terkaya di dunia versi Forbes.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kesuksesan tersebut tak diraih anak pertama dari lima bersaudara ini dalam semalam. Lahir pada 1953, Sajwani dibesarkan oleh keluarga kelas menengah yang memiliki latar belakang pengusaha.

ADVERTISEMENT

Dilansir Forbes India, Ayah Sajwani adalah seorang pedagang yang memiliki kios yang menjual beragam barang di pasar lokal, mulai dari pena hingga jam tangan. Sepulang sekolah, Sajwani biasa membantu di toko sang ayah.

Sementara, ibunya menjajakan barang dari rumah-ke-rumah untuk tetangga.

Saat remaja, Sajwani memutuskan untuk kuliah di universitas kedokteran di Baghdad. Namun, karena ia memiliki otak cemerlang, pemerintah memberikannya beasiswa untuk sekolah di Amerika Serikat (AS).

Saat menginjak tahun kedua, dia berangkat ke Negeri Paman Sam. Lalu, ia kuliah teknik industri dan ekonomi di Universitas Washington. Sebagai sampingan, Sajwani menjual apartemen dengan skema time-share di Uni Emirat Arab.

Pada 1981, Sajwani lulus kuliah. Kemudian, ia bekerja sebagai pegawai kontrak di bagian keuangan Abu Dhabi Gas Industries. Di sana, ia melihat banyaknya uang yang dihasilkan dari menawarkan berbagai jasa.

Selang dua tahun, Sajwani memutuskan untuk mengundurkan diri dan membuka bisnisnya sendiri, katering di Abu Dhabi. Modalnya berasal dari hasil penjualan apartemen yang dilakukannya sebagai sampingan sejak kuliah.

Bisnis katering Sajwani berkembang pesat. Pelanggannya adalah perusahaan dan militer AS yang ada di Uni Emirat Arab. Salah satu konsumennya adalah raksasa konstruksi AS Bechtel.

Namun, Sajwani tak berpuas diri. Saat kateringnya tumbuh, ia mulai melirik bisnis hotel. Pada 1996, Sajwani mengembangkan hotel kecil di Dubai dan membeli sejumlah properti di pusat kota.

Keputusan itu terbilang tepat. Saat pemerintah mengizinkan warga negara asing memiliki properti di Dubai, Sajwani melepas sebagian miliknya. Dana hasil penjualan itu ia putar lagi dengan membeli tanah di kawasan yang saat itu belum berkembang, Marina.

"Semua orang mengatakan saya gila (membeli tanah di Marina)," ujar Sajwani seperti dikutip dari Forbes India.

Hussain SajwaniHussain Sajwani adalah konglomerat properti asal Uni Emirat Arab. Sumber kekayaannya berasal dari raksasa pengembang properti mewah Damac Properties. (Tangkapan layar web hussainsajwani.com).

Kendati demikian, Sajwani yakin dengan keputusannya dan ingin menjadi pionir dalam mengembangkan Dubai. Terlebih, ia melihat peluang dari banyaknya perusahaan multinasional yang masuk ke Uni Emirat Arab saat itu.

Pada 2002, Sajwani mendirikan Damac Properties yang menjadi batu pijakan kesuksesannya. Lewat perusahaan itu, Sajwani mengembangkan kawasan Marina. Sebagian dana pengembangan berasal dari uang muka calon pembeli.

Kelihaiannya dalam memasarkan proyek apartemen itu membuat banyak orang tertarik. Meski belum jadi, proyek gedung pertama setinggi 38 lantai Marina Terrace, ludes kurang dari 1,5 bulan. Begitupun proyek-proyek berikutnya.

Sajwani tak ragu untuk menggelontorkan gimik pemasaran yang kreatif dan besar-besaran. Bahkan, ia berani memberikan satu unit Lamborghini untuk pelanggan apartemen kelas atasnya.

Nama Sajwani kian sering muncul di media global usai Damac bekerja sama dengan perusahaan Donald Trump untuk mengembangkan dua lapangan golf di Dubai pada 2013. Saat itu, Sajwani bahkan kerap disebut-sebut sebagai 'Trump' dari UEA karena kelihaiannya sebagai pengusaha.

Pada 2015, Sajwani membawa Damac Properties melantai bursa saham Dubai. Setelah itu, Damac Properties terus melakukan ekspansi tak hanya di Timur Tengah tetapi ke seluruh dunia.

Di tangan Sajwani, Damac Properties telah menyelesaikan lebih dari 43.700 unit rumah dan lebih dari 30.000 dalam pengembangan hingga kini.

Perusahaan juga memiliki proyek di lebih dari 10 negara di seluruh dunia, termasuk di kota-kota berkembang seperti Dubai, Jeddah, Riyadh, Beirut, Amman, Doha, Bagdad, Maladewa, Toronto , Miami, dan London. Tak hanya itu, perusahaan juga memiliki kerja sama co-branding dengan merek-merek mewah seperti Versace, Roberto Cavalli, dan DeGrisogono.

"Saat ini, DAMAC Properties menikmati posisi terpercaya, yang dibangun selama bertahun-tahun dengan kualitas tanpa kompromi," ujar Sajwani dalam situs resmi perusahaan.

Tersandung Kasus Korupsi

Perjalanan Sajwani menjadi raja properti Dubai tak selamanya mulus. Sajwani sempat tersandung kasus korupsi setelah Pengadilan Mesir memutuskan ia bersalah pada 2011. Korupsi itu terkait kesepakatan tanah di Teluk Gamsha, Laut Merah yang dilakukan pada 2006 lalu.

Pengadilan saat itu menjatuhkan Sajwani hukuman 5 tahun penjara. Bahkan, seperti dikutip dari CNN, Pengadilan Kanada sempat membekukan aset Sajwani pada 2011 dan 2014.

Juru bicara perusahaan Sajwani kala itu mengatakan hukuman tersebut merupakan akibat dari ketidakstabilan politik setelah revolusi Mesir ketika pemerintahan baru menargetkan pejabat dari rezim sebelumnya.

Dalam perjalanannya, Sajwani mencapai kesepakatan dengan pemerintah Mesir melalui arbitrase penyelesaian sengketa investor-negara dan tidak menerima hukuman.

Saat ini, Sajwani tinggal bersama istrinya di Dubai. Keduanya memiliki empat orang anak.

[Gambas:Video CNN]



(sfr/sfr)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat