yoldash.net

Garuda Indonesia Kembalikan Dua Pesawat ke Lessor

Garuda Indonesia mengembalikan dua unit pesawat jenis Boeing 777-300ER kepada lessor di California sebagai tindak lanjut dari proses restrukturisasi utang.
Garuda Indonesia mengembalikan dua unit pesawat jenis Boeing 777-300ER kepada lessor di California sebagai tindak lanjut dari proses restrukturisasi utang. (ANTARA FOTO/AMPELSA).

Jakarta, Indonesia --

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan mengembalikan dua unit pesawat jenis Boeing 777-300ER kepada lessor di California. Hal tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut dari proses restrukturisasi dan negosiasi yang dijalankan perseroan.

"Ini bagian dari upaya kita melakukan restrukturisasi dan pesawat itu memang tidak dibutuhkan jadi kita kembalikan," ungkap Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra seperti dikutip dari detik.com, Kamis (17/2).

Ia mengungkapkan ada satu lagi pesawat yang akan dikembalikan selain Boeing 777-300ER. Namun itu bukan yang dipakai oleh presiden.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Coming soon satu lagi, tapi bukan yang dipakai oleh presiden," kata dia.

Sebelumnya, Garuda Indonesia optimis proses restrukturisasi yang ditempuh akan berhasil meski hal tersebut membutuhkan waktu yang panjang. Sebab, ada 800 kreditur dan lessor yang harus dihadapi.

ADVERTISEMENT

Irfan mengatakan telah menyampaikan skema proposal restrukturisasi kepada lessor dan kreditur sebagai salah satu upaya pemulihan kinerja. Dirinya tidak menampik respons yang diterima beragam.

[Gambas:Video CNN]

"Ada yang ngambek, ada yang marah, ada yang baik hati 'udah nggak usah dipikirin utang Anda, nanti kalau sudah ada kita ngomong', macam-macam lah ragamnya karena kita punya 800 kreditur," ujarnya.

Garuda Indonesia tercatat memiliki utang sebesar US$9,75 miliar atau setara Rp139,12 triliun (kurs Rp14.269 per dolar) sehubungan dengan implementasi Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 73.

Dengan kerja sama yang sudah terjalin lama, Irfan yakin para lessor dan kreditur bisa memahami kondisi Garuda yang belum bayar kewajibannya.

"Dari US$9,7 miliar itu, US$5,5 miliar sebenarnya utang masa depan, makanya muncul angka US$9,75 miliar angka utangnya, besar. Selama kondisi normal kan Garuda bayar terus, ketika pandemi ini Garuda nggak mampu bayar. Rasanya kami tahu posisi mereka, mereka juga tahu posisi kita tinggal dicari formula, kata-kata dan kesepakatan apa yang bisa dicapai," paparnya.

(detik.com/mrh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat