yoldash.net

Pedagang Pasar Merasa di-PHP Pemerintah soal Minyak Goreng Murah

Pedagang pasar tradisional mengeluhkan minyak goreng murah yang langka. Mereka merasa diberi harapan palsu oleh pemerintah.
Pedagang pasar tradisional mengeluhkan minyak goreng murah yang langka. Mereka merasa diberi harapan palsu oleh pemerintah. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).

Jakarta, Indonesia --

Sejumlah pedagang pasar tradisional di Jakarta mengeluhkan minyak goreng harga eceran tertinggi (HET) yang diterapkan pemerintah, namun tak kunjung beredar di pasar.

Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan HET baru untuk minyak goreng pada 1 Februari lalu. Di antaranya, Rp11.500 per liter untuk minyak goreng curah, Rp13.500 per liter untuk minyak goreng sederhana, dan Rp14 ribu per liter untuk minyak goreng premium.

Budi (36), salah satu pedagang di Pasar Warung Buncit, Jakarta Selatan, mengaku sudah memesan minyak goreng dengan harga yang dipatok oleh pemerintah kepada sales. Namun sampai hari ini, barang masih belum ia terima.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemarin banyak sales menawarkan minyak dengan harga standar pemerintah. Saya sudah pesan ke mereka, tapi belum datang. Saya seperti di-PHP-in," ujarnya kepada Indonesia.com, Selasa (8/2).

Oleh karena itu, ia masih menjual minyak goreng dengan harga lama. Yakni, Rp18 ribu untuk kemasan satu liter dan curah satu kilogram (kg).

ADVERTISEMENT

Menurut Budi kebijakan HET minyak goreng terbaru dari pemerintah memang bagus. Sayangnya, keberadaan minyak goreng tersebut nihil. "Buktinya tidak ada, malah bikin gaduh pasar," lanjut Budi.

Ia juga menuturkan pemerintah memang memperbolehkan pedagang untuk mengembalikan stok lama pada sales dan menggantinya dengan minyak goreng sesuai HET. Namun, lagi-lagi sales juga tidak ada kabar, sampai hari ini stok masih belum mereka tarik.

Segendang sepenarian, Ari (36) pedagang di pasar yang sama mengaku sudah memesan minyak goreng dengan HET pemerintah pada sales. Tapi, barang yang ia pesan tak kunjung datang.

Akibatnya, ia masih menjual minyak goreng kemasan satu liter dengan harga Rp18 ribu. Sedangkan untuk minyak curah ia tidak menjual karena sepi pembeli.

"Sekarang karena harga masih yang lama pembeli jadi sedikit, itu ngaruh. Mereka tanya kapan turun tapi saya juga tidak tahu kapan," ungkapnya.

Ia berharap minyak goreng dengan harga yang ditetapkan pemerintah bisa segera digelontorkan ke pasar, sehingga pembeli kembali ramai. Ia menambahkan sejak minyak goreng satu harga Rp14 ribu dijual di ritel modern, penjualan minyak goreng di pasar turun hampir 50 persen.

Hal serupa juga terjadi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Pedagang mengklaim belum mendapatkan minyak goreng sesuai HET.

"Kemarin sudah ditarik sama sales beberapa stok lama untuk diganti dengan harga sesuai HET pemerintah, tapi sampai sekarang belum nongol-nongol salesnya," terang Hafiz (25), salah satu pedagang di pasar tersebut.

Selain itu, ia juga mengatakan beberapa waktu lalu para pedagang sudah membuat perjanjian untuk tidak menjual minyak goreng di atas HET. Namun, tidak ada sinyal bahwa minyak dengan HET akan disebar ke pasar.

Oleh karena itu, mau tidak mau saat ini Hafiz masih menjual minyak goreng dengan harga lama sekitar Rp17 ribu hingga Rp18 ribu untuk kemasan satu liter.

Sebelumnya, pemerintah mengaku mulai menggelontorkan minyak goreng curah sesuai HET ke pasar-pasar tradisional. Direktur Jenderal Perdagangan Kemendag Oke Nurwan mengatakan fokusnya adalah menjamin pasokan minyak goreng bagi masyarakat.

"Yang sedang kami gelontorkan saat ini adalah ketersediaan minyak goreng curah di pasar tradisional itu yang kami fokuskan," ungkapnya dalam Diskusi Publik Indef, Kamis (3/2) lalu.

Hal tersebut dilakukan agar dapat mengurangi beban ritel modern dari serbuan masyarakat yang ingin mendapatkan minyak goreng dengan harga tersebut.

[Gambas:Video CNN]



(mrh/bir)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat