Apakah Hantu Benar-benar Nyata? Begini Penjelasan Sains - Halaman 2
Pemburu hantu kerapkali mencocok-cocokkan teori ilmiah sebagai bukti keberadaan makhluk gaib.
Salah satu yang diusung adalah teori Albert Einstein, salah satu fisikawan terbesar sepanjang sejarah.
Pencarian menggunakan Google Search sempat menghasilkan hampir 8 juta hasil yang mengklaim hubungan antara hantu dan karya Einstein yang meliputi konservasi energi.
Misalnya, peneliti hantu John Kachuba, dalam bukunya "Ghosthunters" (2007, New Page Books), menulis, "Einstein membuktikan bahwa semua energi alam semesta adalah konstan dan tidak dapat diciptakan atau dihancurkan. ... Jadi apa yang terjadi pada energi itu ketika kita mati? Jika tidak dapat dihancurkan, maka, menurut Dr. Einstein, energi itu harus diubah menjadi bentuk energi lain. Apakah energi baru itu? ... Bisakah kita menyebut ciptaan baru itu hantu?"
Ide ini muncul di hampir semua situs web bertema makhluk halus. Ide-ide tersebut diklaim sebagai bukti keberadaan hantu.
Selain itu, ada juga gagasan dari kelompok Tri County Paranormal yang menyatakan, "Albert Einstein mengatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, ia hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Ketika kita hidup, kita memiliki energi listrik di dalam tubuh kita. ... Apa terjadi pada listrik yang ada di tubuh kita, menyebabkan jantung kita berdetak dan memungkinkan kita bernapas? Tidak ada jawaban yang mudah untuk itu."
Sebagai catatan, hukum kekekalan energi sendiri bukan pertama kali dinyatakan oleh Einstein, tapi oleh fisikawan Émilie du Châtelet. Teori relativitas Einstein menegaskan kekekalan energi dan massa terkait.
Klaim-klaim terkait hukum kekekalan energi ini punya kelemahan mendasar. Saat seseorang meninggal, energi dalam tubuhnya pergi ke tempat energi semua organisme pergi setelah mati, yakni ke lingkungan.
Ketika manusia mati, energi yang disimpan dalam tubuhnya dilepaskan dalam bentuk panas, yang kemudian dipindahkan ke hewan yang memakan jasad kita, seperti cacing dan bakteri, tumbuhan pun turut menyerapnya.
Pada kasus kremasi, energi dalam tubuh kita dilepaskan dalam bentuk panas dan cahaya.
Sebagian besar "energi" yang ditinggalkan oleh orang mati membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk masuk kembali ke lingkungan dalam bentuk lain, sementara sisanya menghilang tak lama setelah kematian.
(lom/dmi)[Gambas:Video CNN]