yoldash.net

Apakah Jakarta Sudah Masuk Musim Hujan? Cek Kata BMKG

Wilayah Jakarta sempat rutin diguyur hujan dalam beberapa waktu lalu. Apakah pertanda sudah masuk musim hujan?
Ilustrasi. Wilayah Jakarta sempat rutin diguyur hujan dalam beberapa waktu lalu. Apakah pertanda sudah masuk musim hujan? (Foto: CNN Indonesia/ Adi Ibrahim)

Jakarta, Indonesia --

Sebagian wilayah Jakarta sempat rutin diguyur hujan dalam beberapa waktu lalu. Apakah pertanda sudah masuk musim hujan?

Sepanjang akhir September pekan lalu, setidaknya dua kali hujan membasahi Jakarta. Namun demikian, hujan tersebut tidak menandakan bahwa saat ini Jakarta sudah memasuki musim hujan.

Ardhasena Sopaheluwakan, Deputi Bidang Klimatologi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap awal musim hujan di Jakarta baru akan terjadi mulai akhir Oktober.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Secara umum musim hujan di Jakarta akan tiba pada akhir Oktober hingga pertengahan November 2024," ujar Ardhasena saat dihubungi, Jumat (27/9).

"Kemudian puncak musim hujan di Jakarta akan terjadi pada Februari tahun berikutnya [2025]," lanjut dia.

Jakarta dalam beberapa waktu terakhir memang sempat diguyur hujan. Namun, menurut dia hal tersebut tidak mengindikasikan saat ini sudah memasuki musim hujan di Jakarta.

"Kejadian hujan dalam beberapa hari terakhir ini, bukan merupakan indikasi awal musim hujan," jelasnya.

Ardhasena menjelaskan kondisi curah hujan selama musim hujan di Jakarta akan bersifat normal hingga atas normal.

Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, sebelumnya mengatakan musim hujan 2024-2025 telah terjadi di sebagian kecil wilayah pada bulan Agustus 2024.

Kemudian diprediksi akan terjadi di sebagian besar wilayah lainnya pada bulan September hingga November 2024.

Dwikorita mengatakan pihaknya memprakirakan puncak musim hujan 2024-2025 akan terjadi antara November hingga Februari.

Menurut BMKG sebanyak 303 zona musim (ZOM) atau 43,45 persen wilayah Tanah Air akan mengalami puncak musim hujan pada November hingga Desember. Wilayah yang akan mengalami puncak musim hujan pada periode ini di antaranya Pulau Sumatra, Jawa pesisir selatan, dan Kalimantan.

"Namun demikian juga terdapat sebanyak 250 zona musim atau 35,77 persen dari zona musim yang diprediksi akan mengalami puncak musim hujan pada bulan Januari-Februari 2025, yaitu Lampung, Pulau Jawa bagian utara, sebagian kecil Pulau Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan sebagian besar Papua," kata Dwikorita dalam konferensi pers Kamis (19/9).

Awal musim hujan di Tanah Air diperkirakan bervariasi, dimulai dengan wilayah Sumatra bagian barat pada Agustus lalu.

Kemudian, kata Dwikorita, musim hujan meluas secara bertahap ke wilayah timur hingga Desember.

Dari total 699 zona musim (ZOM), Dwikorita menyebut 75 ZOM atau 10,7 persen wilayah memasuki musim hujan di September.

Kemudian, 210 ZOM atau 30,04 persen wilayah Tanah Air akan memasuki musim hujan pada Oktober, dan 181 ZOM atau 25,9 persen wilayah akan memasuki musim hujan pada November.

Lalu, terdapat 113 ZOM atau 16,2 persen wilayah yang memiliki pola musim hujan yang berlangsung sepanjang tahun atau yang disebut wilayah satu musim.

Secara umum, sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami musim hujan pada Oktober hingga November.

"Dibandingkan rata-ratanya, musim hujan 2024-2025 akan datang lebih awal dari biasanya," tutur Dwikorita.

Lebih lanjut, sifat musim hujan 2024-2025 diprediksi akan berada pada kategori normal. Artinya, kondisi musim hujan ini tidak terlalu basah maupun terlalu kering.

Meski secara umum sifatnya normal, ada beberapa wilayah yang akan mengalami musim hujan lebih basah.

Dwikorita mengimbau semua pihak, baik kementerian dan lembaga, pemerintah daerah, instansi terkait, serta seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi selama periode musim hujan di wilayah-wilayah tersebut.

"Wilayah tersebut berpotensi mengalami peningkatan risiko bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, termasuk angin kencang, kilat petir. Ini juga perlu diperhatikan," terangnya.

(tim/dmi)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat