yoldash.net

Ahli Ingatkan Curah Hujan Tinggi di IKN saat Kemarau, Potensi Banjir?

IKN Nusantara disebut berpeluang punya curah hujan tinggi meski di musim kemarau. Simak analisis iklimnya.
Kondisi IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (18/3). Simak prakiraan sifat curah hujan saat kemarau di wilayah ini. (Biro Humas Setjen Kemhan)

Jakarta, Indonesia --

Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, disebut berpotensi mengalami curah hujan tinggi saat musim kemarau. Antisipasi banjir pun didorong.

"Selain Kalsel dan Kalteng, Kaltim termasuk IKN juga mengalami curah hujan tinggi selama musim kemarau. Bahkan, musim kemarau menghilang di Penajam Paser Utara di mana IKN berada," ungkap profesor bidang klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin dalam unggahannya di X, Sabtu (8/6).

"Semoga sudah ada mitigasi banjir, karena Agustus tinggal dua bulan lagi, ya," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Twitter]

ADVERTISEMENT

Berdasarkan kondisi terkini, sebagian Kalimantan dilanda curah hujan tinggi. Beberapa wilayah pun tergenang banjir, seperti 24 desa di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, sejak Selasa (4/6).

Menurut keterangan Badan Nasional dan Penanggulangan Bencana, banjir ini berdampak pada 7.743 orang.

Banjir dengan ketinggian 30 hingga 75 cm itu dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi yang cukup lama. Ini menyebabkan meluapnya air dari empat aliran sungai.

Saat ini, menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kalimantan, termasuk Kaltim, belum termasuk daerah yang dinyatakan resmi masuk musim kemarau.

Daerah-daerah ini antara lain sebagian Aceh, sebagian Sumatra Utara, sebagian Riau, sebagian Kepulauan Riau, sebagian Banten, sebagian Jawa Barat, DI Yogyakarta, sebagian Jawa Tengah, Jawa Timur, sebagian Bali.

Selain itu, sebagian NTB, sebagian NTT, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Gorontalo, dan sebagian Sulawesi Utara.

Prediksi BMKG

BMKG sebelumnya memprediksi musim kemarau tahun ini tak bakal basah-basah amat meski ada potensi kemunculan La Nina. Pasalnya, fenomena iklim pemicu curah hujan itu diprediksi berstatus lemah.

"Fenomena La Nina lemah ini diprediksi tidak berdampak pada musim kemarau yang akan segera terjadi," ujar Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, dalam konferensi pers akhir Mei.

Lembaga Kelautan dan Atmosfer AS (NOAA) menyebut La Nina punya peluang 49 persen muncul pada Juni hingga Agustus 2024, atau Juli hingga September dengan peluang 69 persen.

Dalam Prediksi Musim Kemarau 2024, BMKG mengungkap Sifat Hujan di Musim Kemarau 2024 di sebagian besar wilayah adalah Normal (358 Zona Musim/ZoM atau 51,22 persen).

Sisanya adalah Atas Normal di 279 ZOM (39,91 persen), dan Bawah Normal di 62 ZOM (8,87 persen).

Atas Normal (AN) berarti jika nilai curah hujan lebih dari 115 persen terhadap normal; Normal (N) berarti jika nilai curah hujan antara 85 persen–115 persen terhadap normal; Bawah Normal (BN) jika nilai curah hujan kurang dari 85 persen terhadap normal.

Khusus untuk Pulau Kalimantan, BMKG memprediksi sifat hujan di musim kemarau sebagian besarnya Normal, yaitu 46 ZOM. Sebanyak 17 ZoM lainnya diprediksi mengalami sifat Atas Normal, dan 4 ZoM Bawah Normal.

Pada Peta Prediksi Musim Kemarau 2024, IKN dan sekitarnya ditampilkan dengan warna kuning alias Sifat Hujan Normal.

Berikut rincian sifat hujan di wilayah sekitar IKN:

+ Kabupaten Penajam Paser Utara bagian Utara (ZoM Kaltim 08), sifat hujannya Normal, dengan panjang musim lebih pendek sekitar 3 dasarian (30 hari).

+ Kab. Penajam Paser Utara bagian Selatan (ZoM Kaltim 15), sifat hujan Normal, panjang musim sama.

+ Kab. Penajam Paser Utara bagian Barat (ZoM Kaltim 16), sifat hujan Normal, panjang musim lebih pendek.

+ Kab. Penajam Paser Utara (ZoM Kaltim 17), sifat hujan Normal, durasi kemarau lebih pendek 2 dasarian.

+ Kab. Penajam Paser Utara bagian Timur (Kaltim 18) Normal.

[Gambas:Video CNN]

(tim/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat