Trik Cegah Kuras Rekening Jalur SIM Card Daur Ulang Kata Pakar

Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi menyebut pentingnya penggunaan fitur keamanan tambahan pada akun-akun layanan digital agar tak gampang dibobol jika nomor ponsel hilang atau didaur ulang.
Sebelumnya, viral seorang korban SIM Card atau nomor SIM daur ulang yang menyebut akun-akunnya dibobol oleh pengguna baru nomornya.
"Tanggal 15 maret hacker tersebut membeli nomor [aku] yang sudah enggak aktif. Dan akhirnya dipakai untuk pertama membobol kartu kredit aku. Ada penarikan uang dari PayPal sejumlah US$1.200," ujarnya dalam sebuah video yang diunggah ulang oleh akun @shakazam1524 di X, Rabu (20/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengaku lalai dan tidak memperhatikan masa aktif nomornya tersebut, hingga kemudian memasuki masa tenggang dan akhirnya diblokir.
Pengguna baru nomor itu, kata dia, berupaya untuk membobol berbagai akun miliknya, salah satunya akun Shopee bisnis.
Heru menyinggung pentingnya fitur keamanan tambahan yang digunakan pada berbagai layanan digital dan finansial untuk menghindari kasus semacam ini.
Menurutnya, penjahat siber tidak akan bisa dengan mudah membobol akun hanya bermodalkan nomor ponsel, kecuali akun-akun tersebut tidak diberi proteksi.
"Kalau sekadar nomor tidak akan bisa disalahgunakan oleh pihak lain, kecuali memang ponsel dan nomornya ... Kalau tidak ada passwordnya orang lain bisa menggunakan semua data-data kita," ujar Heru kepada Indonesia.com, Kamis (21/3).
Maka dari itu, Heru mengimbau masyarakat untuk memberikan verifikasi ganda untuk setiap akun pada layanan digital yang digunakan.
"Pertama, ketika kita memiliki layanan berbasis digital yang menggunakan nomor ponsel kita, seyogyanya kita juga menggunakan double verification. Apakah dengan PIN, atau fingerprint, atau email," tuturnya.
"Sehingga jika nomor ponsel kita berubah, atau ponsel kita ada yang mengambil, ini tidak secara mudah digunakan oleh pihak lain," tambahnya.
Ia pun mengimbau untuk segera melakukan penyesuaian data pada layanan-layanan tersebut jika sudah berganti nomor ponsel.
Jika layanan atau akun tersebut tidak digunakan, Heru mengimbau untuk menutupnya agar tidak ada lagi keterkaitan dengan Anda.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk waspada terhadap metode kejahatan siber seperti phishing yang bertujuan mengumpulkan data pribadi.
Lebih lanjut, Heru mengatakan nomor ponsel saat ini tak hanya jadi identitas untuk berkomunikasi, tetapi juga dapat ditautkan dengan berbagai layanan. Maka dari itu, kita harus berhati-hati dalam menggunakan nomor.
"Memang sekarang ini agak berbeda 10-15 tahun lalu, di mana pada saat itu nomor ponsel hanya nomor ponsel," ucap dia.
"Tapi kan sekarang kita sudah menggunakan ponsel itu untuk berbagai keperluan, bisa katakanlah untuk akses ke berbagai media sosial, termasuk juga untuk membuat akun-akun yang terkait dengan e-commerce, kemudian rekening bank atau hal lainnya."
"Sehingga kita harus berhati-hati dalam menggunakan nomor atau berganti-ganti nomor," pungkasnya.