yoldash.net

Bagaimana Cara Astronaut Puasa di Luar Angkasa?

Simak cara astronaut berpuasa di antariksa dengan kondisi bertemu Matahari terbit dan tenggelam setiap 9 menit.
Astronaut Malaysia Sheikh Muszaphar Shukor berangkat ke angkasa 2007. Cek cara dia berpuasa. (AFP PHOTO / NATALIA KOLESNIKOVA)

Jakarta, Indonesia --

Beberapa astronaut muslim tetap berpuasa meski sedang bertugas di luar angkasa selama tak ada halangan. Simak cara menyiasati hambatan geografis terhadap ibadah Ramadhan itu.

Melansir situs Harvard, sudah lebih dari 500 astronaut pergi ke luar angkasa sejak 1961. Sebanyak 2 persen atau sembilan astronaut di antaranya merupakan muslim.

Di mana pun berada, muslim wajib melaksanakan sejumlah kewajiban ritual, termasuk puasa dan shalat. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lazimnya, puasa di Bumi itu adalah dimulai saat Matahari terbit dan berakhir saat Matahari terbenam.

ADVERTISEMENT

Masalahnya, waktu terbenam dan terbitnya Matahari di luar angkasa berbeda dengan di Bumi. Saat berada di luar angkasa, tepatnya Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), para astronaut mengalami periode Matahari terbit dan tenggelam setiap 9 menit.

Nah lho... Apakah astronaut mesti sebentar puasa sebentar buka?

Urusan ibadah para astronaut sempat mendapat perhatian pada 2007 kala Malaysia mengirimkan astronaut pertamanya, Sheikh Muszaphar Shukor, menggunakan roket Soyuz milik Rusia.

Sebelum berangkat, Shukor risau soal ibadahnya di luar angkasa. Sebagai respons, pemerintah Malaysia mengumpulkan 150 ulama, ilmuwan, dan para astronaut untuk menyusun panduan untuk Shukor.

Hasilnya, para ulama mengeluarkan fatwa untuk menolong para astronaut muslim. Fatwa tersebut lalu diterjemahkan ke bahasa Inggris dan Arab.

"Sebuah panduan untuk beribadah di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang disiapkan oleh Departemen Pengembangan Islam Malaysia (JAKIM) sebagai panduan bagi astronaut muslim dalam beribadah di ISS," tulis para ulama dalam panduannya.

JAKIM mengungkap dua poin panduan puasa di antariksa.

Pertama, puasa diperbolehkan di ISS atau meng-qada alias menggantinya saat astronaut pulang ke Bumi.

Kedua, waktu berpuasa disesuaikan dengan zona waktu lokasi pemberangkatan astronaut. Contohnya Shukor. Lantaran berangkat ke angkasa dari Kazakhstan, ia beribadah mengikuti zona waktu negara Asia Tengah itu.

Musafir antariksa

Tahun lalu, astronaut Uni Emirat Arab (UEA) Sultan AlNeyadi, yang menghabiskan waktu 6 bulan di ISS, menyebut sebenarnya ada halangan yang membenarkan para astronaut tak berpuasa.

Pada Februari 2023, dia berangkat menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX bersama astronaut NASA, yakni Stephen Bowen dan Warren Hoburg; serta kosmonaut Rusia Andrey Fedyaev. Kru kembali ke Bumi dengan selamat di awal September.

AlNeyadi mengklaim dirinya tidak wajib berpuasa lantaran masuk ke dalam kategori musafir.

"Saya masuk ke dalam kategori musafir dan kami sebetulnya bisa tidak berpuasa. Itu bukan kewajiban," kata AlNeyadi dalam jumpa pers seperti dilansir AFP.

"Sebetulnya, berpuasa tidak wajib, jika Anda merasa tidak enak badan," ia menambahkan.

Dia juga mengatakan puasa tidak wajib jika membahayakan atau mengancam misi ini. Selain itu, ada keselamatan astronaut lain yang harus menjadi pertimbangan.

"Jadi, dalam hal itu, semua hal yang bisa membahayakan misi ini, atau membahayakan kru lain, kami diperbolehkan makan makanan yang cukup," kata dia.

[Gambas:Video CNN]

(tim/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat