Hujan Deras Bikin Udara Jakarta Membaik, Simak Penjelasan Pakar
![Hujan Deras Bikin Udara Jakarta Membaik, Simak Penjelasan Pakar Polusi udara Jakarta mengalami penurunan usai hujan di akhir pekan. Bagaimana bisa?](https://akcdn.detik.net.id/visual/2023/10/01/kabut-polusi-di-jakarta_169.jpeg?w=650&q=90)
Turunnya hujan di Jakarta berhubungan dengan perbaikan kualitas udara karena air menyapu partikel pencemar di udara.
Sejumlah wilayah Jakarta sempat diguyur hujan lebat pada Sabtu (4/11) malam.
Hujan yang sama mengguyur di Tangerang, Tangerang Selatan, Depok, hingga Bogor. Wilayah Kota Bogor dan sebagian Kabupaten Bogor bahkan melanjutkan rutinitas hujan di Minggu (5/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasilnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat per Minggu (5/11) 54 RT di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur terendam banjir.
ADVERTISEMENT
Di luar banjir, hujan itu berdampak pada penurunan kadar polusi udara.
Menurut data platform pemantau kualitas udara dunia, IQAir, periode dua pekan sebelum hujan, yakni 20 Oktober hingga 3 November, kualitas udara Jakarta selalu berada di level Unhealthy alias Tak Sehat. Indikatornya berupa warna merah.
Rinciannya, Indeks Kualitas Udara (AQI) terendah 153 (Unhealthy), tertinggi 163 (Unhealthy). PM2.5 terendah 58,6 µg/m³ tertinggi 79,2 µg/m³.
Usai hujan, Sabtu (4/11), Jakarta punya AQI 149 dengan kadar polutan berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (PM2.5) 54,9 µg/m³. Saat itu, levelnya menurun menjadi oranye atau Unhealthy for Sensitive Groups (Tak Sehat buat Kelompok Sensitif).
Level yang sama terjadi pada Minggu (5/11), dengan AQI 144 dan PM2.5 53,1 µg/m³, Senin (6/11) 132 PM2.5 48,3 µg/m³.
Deni Septiadi, pengajar di Sekolah Tinggi Meteorologi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG), menjelaskan turunnya hujan memang berhubungan erat dengan turunnya kadar polusi.
"Iya memang hujan berkorelasi positif terhadap penurunan jumlah polutan baik [PM]2.5 ataupun PM10," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (6/11) malam.
Menurutnya, PM2.5 merupakan aerosol atmosferik yang bersifat higroskopis.
Artinya, "keberadaannya yang tidak terikat uap air dengan kelembapan yang rendah (kering) mengakibatkan partikulat ini mengambang di [lapisan] troposfer menjadi partikulat pencemar."
Saat hujan, air menyapu PM2.5 di udara dan juga PM10 yang ada di permukaan.
"Suhu lingkungan juga akan turun sehingga partikulat kering tersebut menjadi mudah mengalami agregasi mengikat uap air. Karena itu jelas hujan akan menurunkan jumlah partikulat pencemar dan membersihkan atmosfer," jelas Deni.
(can/arh)Terkini Lainnya
Viral Langit Jogja 'Bolong' di Citra Radar Cuaca, Cek Penjelasan BMKG
Kapan Jakarta Mulai Musim Hujan?
Jabar-Jateng Diprediksi Kena Cuaca Ekstrem Akhir Pekan, Cek Alasannya
Daftar Lengkap Wilayah Jabodetabek yang Diguyur Hujan Sepekan ke Depan
Hujan Ringan hingga Petir Diprediksi Guyur Jakarta Minggu Siang
Tebing Jalan Tol di Bintaro Longsor Usai Hujan Deras
Banjir Rendam 4 Kelurahan di Tangsel, 668 KK Terdampak
Macet Jabodetabek Bikin Negara Rugi Rp100 T per Tahun