yoldash.net

Intip NPC Streaming, Tren 'Cringe' di Tiktok yang Bikin Banjir Gift

NPC merupakan akronim dari 'non-player character.' Istilah ini populer di kalangan gamer, lantaran NPC adalah karakter yang tidak dikendalikan oleh pemain asli.
Ilustrasi. Istilah NPC atau akronim 'non-player character' tengah menjadi tren dan viral di media sosial TikTok. (Foto: AFP/LIONEL BONAVENTURE)

Jakarta, Indonesia --

NPC Streaming tengah menjadi tren di media sosial TikTok. meski tetap menuai sindiran. Pakar menilai ini hanyalah bentuk lain erotisme yang diduga ajang pemasaran konten pornografi lewat teknik asosiasi.

NPC, yang merupakan akronim dari 'non-player character' yang populer di kalangan gamer. Karakter jenis ini tidak dikendalikan oleh pemain asli.

Dikutip dari The Guardian, NPC tidak berperilaku seperti orang pada umumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka juga tidak berharap pengguna untuk bercakap-cakap; NPC semacam lelucon. Siapa pun yang bermain role-playing game (RPG) akan mendapatkan referensi semacam itu.

"Mereka menangkap semua hal mendekati bak robot, tentang bagaimana NPC berperilaku dalam video game, semua norma percakapan yang dilanggar NPC, dan kemudian menirunya," kata Stephanie Rennick, seorang filsuf Universitas Glasgow yang telah mempelajari dialog video game.

ADVERTISEMENT

Ia melanjutkan, "NPC tidak berperilaku seperti orang biasa, mereka tidak tersinggung jika Anda membuat mereka mengulanginya berulang kali. Mereka tidak mengharapkan Anda untuk bekerja sama dalam percakapan."

Ini bukan kali pertama ide NPC memasuki budaya mainstream. Selama kepresidenan Donald Trump, pengguna internet sayap kanan mulai menyebut kaum liberal sebagai NPC.

Konsep ini juga menjadi populer di kalangan penganut teori bahwa kita semua hidup di dalam sebuah simulasi, seperti yang pernah diungkap oleh pemilik Twitter Elon Musk.

"Jika Anda tidak berpikir setidaknya ada kemungkinan kecil Anda adalah seorang NPC...Anda seorang NPC," kicau dia di akun Twitternya.

[Gambas:Twitter]

Konten NPC di TikTok

Belakangan di platform streaming TikTok sedang ngetren gaya seperti ini bahkan mendatangkan pundi-pudi gift bagi para streamernya.

Tampilan saat streaming terbilang cringe alias menggelikan dalam konteks negatif alias 'jijik' karena seorang kreator hanya duduk di hadapan para penonton dan merangkai slogan-slogan yang tidak masuk akal secara berulang-ulang.

"Yes yes yes. Mmm, ice cream so good. Ooh, you got me feeling like a cowgirl. Gang gang. Mmm, ice cream so good. Yes yes yes," ucap Pinkydoll, seorang kreator konten dari Montreal, Kanada, yang viral buntut tren NPC itu, berulang kali.

Frasa "ice cream so good" pun menjadi viral.

Ungkapan-ungkapan tersebut sebenarnya reaksi terhadap hadiah dari ribuan penonton, yang mengirimkan es krim cone digital, mawar, donat, dan hati, yang muncul dalam bentuk gambar kartun di layar.

Pinkydoll memiliki 723 ribu pengikut dengan total 2,7 juta orang yang menyukai konten miliknya.

Gift atau hadiah tersebut bernilai mulai dari ratusan hingga ribuan dollar. Bayangkan dengan banyaknya gift, bisa mendatangkan pundi-pundi pendapatan karena dikirim dalam jumlah banyak.

[Gambas:Twitter]

Dalam satu hari penuh streaming NPC, Pinkydoll mengatakan bahwa dia mendapatkan lebih dari US$7.000 dolar atau setara Rp105 jutaan.

Senada, streamer NPC lainnya, Cherry Crush, memakai strategi berkostum wig bertelinga elf, menggonggong dan membuat suara "nom nom nom."

Kedua streamer ini mempertahankan akun OnlyFans dengan konten eksplisitnya. Namun, tidak ada yang terlalu seksual pada akun TikTok bertema NPC mereka.

Etalase Onlyfans

Tren ini boleh jadi sangat menghibur sekaligus membingungkan. Para peneliti budaya melihat lapisan makna dalam streaming NPC sebagai contoh lain dari konvergensi antara karya erotis dan game dalam budaya online.

"Saya pikir streamer NPC dapat dipahami sebagai semacam 'cucu media' dari influencer 'e-girls' yang mengisi Twitch dan TikTok di awal 2020-an," kata Christine Tran, peneliti doktoral tentang budaya internet dan tenaga kerja digital di Universitas Toronto.

"[Fenomena] ini juga bentuk self-sexualized (mengasosiasikan diri sendiri kepada hal berbau seksual) para kreator yang membangun pengikut mereka dengan menggabungkan estetika budaya gamer dengan pengaruh 'gadis kamera'," tuturnya.

Tran menilai apa yang ditawarkan tren ini, yang bermain peran bak karakter game, adalah "rasa mampu mengendalikan kreator, dan kami melihat kendali menjadi pameo untuk merasa intim [dengan kreator]."

Ia pun membandingkannya dengan upaya sekelompok pekerja seks di AS untuk menemukan cara lebih kreatif dalam mendapatkan audiens buntut UU 'Fosta-Sesta'' yang disahkan pada 2018 yang menghapus banyak situs web eksplisit.

"Dengan mengemas ulang keintiman melalui filter bahasa gamer - sesuatu yang kita kaitkan dengan kaum muda - ada penyangkalan yang masuk akal bagi para kreator ini yang seolah-olah mengambil bagian dalam bentuk karya erotis," tandas Tran.

(can/dmi)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat