yoldash.net

6 Bahaya Kebocoran Data dan Cara Mengatasinya - Halaman 2

Memangnya apa sih bahaya kebocoran data pribadi? Pembobolan rekening bank bisa bermula sekadar dari nama ibu kandung. Simak bahaya lainnya berikut.
Ilustrasi. Simak cara penanganan saat jadi korban kebocoran data. (iStock/fizkes)

5. Teror telepon

Data nomor telepon yang bocor kepentingan marketing hingga scam. Jangan heran jika Anda banyak mendapat penawaran jasa atau produk dari perusahaan antah berantah padahal Anda tak pernah memberi nomor kontak.

Yang lebih meyakinkan adalah penelepon juga sudah mengetahui nama lengkap Anda dan data-data detil lainnya.

Lebih jauh, kasus yang banyak terjadi juga adalah penipuan scam via telepon atau pesan WhatsApp.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Scam adalah tindakan penipuan dengan berusaha meyakinkan pengguna, misal memberitahu pengguna jika mereka memenangkan hadiah tertentu yang didapat jika memberikan sejumlah uang.

Dengan data-data lengkap yang dimiliki, tak heran pelaku bisa meyakinkan calon korbannya.

6. Target politik

Data-data bocor yang dikumpulkan bisa dipakai untuk rekayasa sosial hingga profiling korban. Salah satu aplikasinya adalah pemetaan dan pengarahan preferensi dukungan politik.

Misalnya, berdasarkan umur dan demografi penduduk berdasarkan lokasi, hobi, hingga jenis kelamin. Big data tersebut bisa digunakan untuk sosialisasi politik.

Hal ini pernah terjadi dalam kasus pencurian data Facebook yang dilakukan lembaga Cambridge Analytica. Dengan profil pengguna dari jutaan warga AS, perusahaan mengarahkan dukungan secara tak sadar pada calon tertentu di Pilpres AS 2014.

Penanganan

Lalu, bagaima cara menangani jika sudah kadung jadi korban?

Perusahaan keamanan siber Kaspersky merekomendasikan sejumlah langkah antisipasi bagi korban kebocoran data, yakni:

1. Beri tahu orang-orang terdekat atau kontak Anda tentang kasus ini agar mereka dapat menghindari kemungkinan penipuan menggunakan identitas Anda dan membantu untuk melapor ke pihak berwenang.

2. Hubungi pihak bank atau otoritas lain untuk menutup atau mengganti akun atau identitas yang dicuri, seperti kartu debit/kredit, SIM, kartu Jaminan sosial, atau paspor.

3. Lapor kepada pihak berwenang atau penegak hukum.

4. Jika identitas yang dicuri dipakai pada platform media sosial, laporkan ke medsos itu agar bisa ditindaklanjuti.

5. Ganti semua kata sandi akun yang terkait.

(tim/arh)

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat