BSSN Wanti-wanti Penipuan Modus Salah Transfer
Masyarakat diminta berhati-hati terhadap penipuan online gaya baru dengan modus salah transfer. Modus ini ternyata melibatkan pencurian data dan pinjaman online (pinjol).
Baru-baru ini ramai unggahan dari akun @SoundOfYogi yang menceritakan bagaimana temannya hampir menjadi korban penipuan dengan modus salah transfer.
"Temen gue dapet transferan dari antah berantah sebesar 20jt. Lalu dia dapet watsapp bahwa ada seseorang "salah transfer." Untung dia nggak bego, langsung lapor polisi, karena curiga ini penipuan," tulis akun tersebut dalam sebuah cuitan, Selasa (11/7).
[Gambas:Twitter]
"Ternyata bener, ada orang udah nyolong data dia, apply ke pinjol pake data dia," tambahnya.
Juru bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Ariandi Putra pun menyinggung tentang betapa pentingnya menjaga data pribadi untuk menghindari kasus penipuan semacam ini.
"[Kita melindungi data pribadi dengan] tidak mau memberikan KTP kita ke sembarang orang, kita tidak mau difoto oleh sembarang orang dengan muka kita terpampang jelas. Apalagi foto sambil kita pegang KTP," jelas dia, di acara Indonesia Waspada, Kenali Ancaman Digital di Indonesia bersama AwanPintar di Jakarta, Rabu (12/7).
"Itu sudah jelas sekali, bisa digunakan untuk kejahatan siber seperti pinjaman online," imbuhnya.
Menurut Ariandi, salah satu hal yang dapat dilakukan ketika menemui kasus semacam ini adalah menghubungi pihak bank untuk memastikan kebenaran transaksi tersebut.
"Ternyata setelah ditelusuri yang mengirim adalah salah satu akun pinjaman online. Ini orang dapat uang Rp20 juta bersih, kita menanggung derita untuk mengangsur pinjaman online selama beberapa bulan," kata Ariandi mengulas kasus tersebut.
Lebih lanjut, ia memberikan beberapa tips untuk menghadapi modus penipuan siber baru semacam ini, salah sautnya adalah tidak membuka file yang dikirim nomor tidak dikenal.
Lihat Juga :ANALISIS Benarkah Bjorka Kembali? |
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tidak mengangkat telepon dari nomor tidak dikenal.
"Kalau penting pun dia akan chat duluan atau Whatsapp. Itu salah satu etik bermedia sosial yang selalu kita umumkan kepada publik," jelas Ariandi.
(arh/arh)