yoldash.net

Cerita Hijrah 3000 Siput Dari Inggris ke Bermuda demi Cegah Kepunahan

Sebanyak ribuan siput pindah ke Bermuda demi mencegah kepunahan spesiesnya.
Ilustrasi. Sebanyak 3000 siput pindah dari Inggris ke Bermuda demi mencegah kepunahan. (AFP/CHANDAN KHANNA)

Jakarta, Indonesia --

Sebanyak 3000 siput dikirim dari Inggris ke wilayah Bermuda pada bulan lalu demi mencegah kepunahan spesies tersebut.

Siput-siput tersebut melakukan perjalanan hampir 5.000 kilometer dalam peti, bersama dengan tisu basah yang membantu menjaga suhu selama tujuh jam penerbangan, serta kacang hijau untuk makanan selama penerbangan.

Peti itu terbang bersama kargo biasa, dengan hanya beberapa label seperti "Hewan Hidup," "This End Up," dan "3.000 keong darat Bermuda."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keong darat Bermuda Kecil, seperti namanya, berasal dari kepulauan di Samudra Atlantik Utara, tetapi sejumlah ancaman selama lima dekade terakhir telah mengurangi populasi spesies ini secara signifikan dan sekarang diklasifikasikan sebagai spesies yang terancam punah.

ADVERTISEMENT

Pada 2017, 60 individu yang tersisa dikirim ke Gerardo Garcia, kepala ektoterm (spesies berdarah dingin) di Kebun Binatang Chester, sebagai upaya untuk menyelamatkan spesies ini dari kepunahan.

Garcia dan timnya yang merupakan para ahli dalam pengembangbiakan reptil kecil dan invertebrata, mulai mempelajari pola makan dan perkembangbiakan spesies yang penuh teka-teki ini.

Pada tahun-tahun berikutnya, siput-siput kecil yang hanya berukuran sebesar kacang polong mulai berkembang biak.

"Ketika kami memulai program dengan siput Bermuda di kebun binatang, kami baru saja berada di ambang kepunahan spesies tersebut," kata Garcia, dikutip dari CNN.

"Hari ini, kami dapat mengatakan bahwa ini adalah proses pemulihan - dan kami menuju ke arah yang baik," tambahnya.

Pelepasliaran baru-baru ini merupakan upaya terbaru untuk memperkenalkan kembali spesies kecil ini ke habitat aslinya, dengan 1.000 siput dilepaskan di masing-masing Pulau Trunk, Pulau Higg's, dan Pulau Port di Bermuda.

Pelepasliaran ini merupakan kelanjutan dari tiga pelepasliaran sebelumnya yang berlangsung antara 2020 dan 2022.

Garcia tidak dapat memastikan seberapa berhasil masa pengenalan ini pada siput-siput tersebut, tetapi Ia memperkirakan hal itu akan berjalan cukup lambat.

Spesies siput ini disebut terlalu kecil untuk membawa pelacak elektronik, sehingga pemantauan pada spesies ini cukup sulit.

Namun, ia dan para ilmuwan lain yang terlibat dalam penelitian ini cukup optimis, di antaranya karena keberhasilan mereka dalam memperkenalkan kembali sepupu spesies ini yang lebih besar ke alam, yaitu keong darat Bermuda.

Spesies ini yang ukurannya mirip dengan buah anggur diperkirakan telah punah selama lebih dari 40 tahun, hingga secara kebetulan, seorang pria menemukannya di sebuah gang di Hamilton, ibu kota Bermuda.

"Saat itu tahun 2014, seorang anggota masyarakat masuk ke kantor saya dan membuka tangannya, dan di dalam tangannya terdapat cangkang siput," ujar Mark Outerbridge, ahli ekologi margasatwa untuk Departemen Lingkungan Hidup Bermuda.

"Dia berkata, 'Saya rasa ini mungkin spesies yang sudah punah," lanjutnya.

(lom/lth)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat