Diduga Langgar Hak Cipta, Twitter Digugat Penerbit Taylor Swift Dkk
Asosiasi Penerbit Musik Nasional (NMPA), atas nama 17 penerbit musik yang mewakili artis-artis besar termasuk Taylor Swift, menggugat Twitter lantaran masalah hak cipta.
Twitter dituduh memonetisasi tweet dengan musik yang belum dibayar.
Bahkan setelah mendapat peringatan soal hak cipta, Twitter diduga membutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk menghapusnya, sehingga meningkatkan prospek monetisasinya.
Gugatan tersebut merinci daftar 1.700 lagu yang menurut para penerbit telah dimasukkan ke dalam beberapa pemberitahuan hak cipta ke Twitter.
Menurut laporan QZ, 17 penerbit musik itu mewakili Anthem Entertainment, Sony Music Publishing, dan Universal Music Publishing Group yang mewakili artis seperti Taylor Swift, Beyoncé, The Weeknd, Ed Sheeran, Lady Gaga, Jay-Z, Rihanna, Travis Scott, dan masih banyak lagi.
Gugatan ini terjadi sebelum akuisisi Twitter oleh Musk senilai US$44 miliar tahun lalu.
Menurut laporan karyawan enggan disebutkan namanya, Twitter telah memutus kesepakatan lisensi musik karena masalah biaya yang mencapai lebih dari US$100 juta atau senilai Rp1,4 miliar per tahun.
The New York Times juga melaporkan pada Maret kesepakatan lisensi antara tiga label besar dan Twitter terhenti setelah pengambilalihan Musk pada tahun lalu.
Selain hak cipta musik, Twitter juga dipermasalahkan akibat membanjirnya film yang diunggah secara gratis oleh akun yang langganan centang biru dalam beberapa bulan terakhir.
Contohnya, The Super Mario Bros Movie dan Avatar: The Way of Water yang bertahan berjam-jam sebelum diturunkan.
Perusahaan sejauh ini belum menanggapi permintaan kepada The Verge atas gugatan hak cipta musik tersebut.
Namun, Elon Musk beberapa kali menyindir soal aturan hak cipta (Digital Millenium Copyright Act/DMCA) dalam beberapa reply-nya.
Contohnya saat membalas keluhan salah satu pengguna bahwa akun mereka dapat ditangguhkan setelah lima peringatan hak cipta. Musk mengaku akan menyelidiki dan menyarankan pengguna "mempertimbangkan untuk mengaktifkan langganan (Twitter Blue)."
Menurut gugatan para artis tersebut, Twitter Blue sama saja membayar Twitter untuk menyembunyikan materi yang melanggar hak cipta.
Dalam tweet lain, Elon Musk mengatakan "DMCA yang terlalu bersemangat adalah wabah bagi umat manusia."
(can/arh)