yoldash.net

James Webb Tangkap Basah Molekul Organik di Luar Angkasa

Teleskop James Webb menangkap molekul organik yang kompleks di sebuah galaksi dengan jarak 12 miliar tahun cahaya dari Bumi.
Teleskop luar angkasa James Webb menangkap gambar molekul organik di galaksi yang amat jauh. (Northrop Grumman/NASA via AP)

Jakarta, Indonesia --

Untuk pertama kalinya, para astronom berhasil mendeteksi molekul organik terjauh yang kompleks di semesta menggunakan Teleskop James Webb.

Melansir CNN, molekul kompleks itu ditemukan di sebuah galaksi yang disebut SPT0418-47, yang terletak 12 miliar tahun cahaya dari Bumi.

Penemuan ini memberi titik cerah soal interaksi kimiawi yang terjadi di dalam deret galaksi awal di semesta dan kaitannya dengan formasi bintang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Bumi, molekul yang disebut hidrokarbon aromatik polisiklik ini dapat ditemukan dalam asap, jelaga, kabut asap, knalpot mesin, dan kebakaran hutan.

Basis molekul organik adalah karbon, yang dianggap sebagai salah satu penyusun kehidupan karena merupakan elemen kunci dalam asam amino, yang membentuk protein.

Studi yang merinci penemuan ini telah dipublikasikan di jurnal Nature. Para pakar mendeteksi tanda molekul organik ini lewat analisa detail data Teleskop James Webb dan menemukan molekul tersebut umum ditemukan di luar angkasa.

Di Bumi, molekul ini merupakan bagian dari emisi hidrokarbon yang menyebabkan kanker serta polusi.

Sebelumnya, para astronom mengira hidrokarbon aromatik polisiklik adalah tanda pembentukan bintang karena mereka telah mengamati molekul besar di dekat bintang muda yang terang.

Namun data Webb mengungkap keberadaan molekul-molekul ini mungkin bukan merupakan indikator kelahiran bintang di masa-masa awal alam semesta.

"Berkat gambar resolusi tinggi dari Webb, kami menemukan banyak daerah dengan asap tetapi tidak ada pembentukan bintang, dan lainnya dengan bintang baru terbentuk tetapi tidak ada asap," kata Spilker.

Galaksi ini sendiri pertama kali dideteksi pada 2013 oleh Teleskop National Science Foundation South Pole. Selanjutnya, observasi dilanjutkan menggunakan Teleskop Hubble dan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array di Chile.

Namun Teleskop James Webb dengan kemampuan infra merahnya mampu menangkap detail baru dari galaks ini. Selain itu, para astronom juga terbantu fenomena antariksa yang disebut lensa gravitasi.

"Pembesaran ini terjadi ketika dua galaksi sejajar hampir sempurna dari sudut pandang Bumi, dan cahaya dari galaksi latar dibengkokkan dan diperbesar oleh galaksi latar depan menjadi bentuk seperti cincin, yang dikenal sebagai cincin Einstein," kata salah satu penulis studi Joaquin Vieira, profesor astronomi dan fisika di Universitas Illinois Urbana-Champaign.

"Dengan menggabungkan kemampuan luar biasa Webb dengan 'kaca pembesar kosmik' alami itu, kami dapat melihat lebih detail daripada yang bisa kami lakukan," kata penulis utama studi Justin Spilker yang juga asisten profesor fisika dan astronomi di Texas A&M University.

Spilker menambahkan level pembesaran sebenarnya itulah yang membuatnya tertarik mengamati galaksi tersebut menggunakan Teleskop James Webb.

"Karena teleskop itu benar-benar memungkinkan kami melihat detail yang kaya dari susunan galaksi di masa awal semesata yang bisa saja kami bisa lakukan," kata Spilker.

(lth/lth)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat