yoldash.net

Kenapa Rambut Bisa Keriting?

Kenapa rambut manusia ada yang berbentuk ikal? Tak cuma soal variasi, bentuk rambut ini punya kegunaan fisik.
Ilustrasi. Rambut keriting terkait erat dengan manajemen panas tubuh. (iStockphoto/CoffeeAndMilk)

Jakarta, Indonesia --

Rambut manusia tak cuma berbentuk lurus; ada yang ikal hingga keriting. Apa alasan ilmiah terkait bentuk terakhir ini?

Dalam buku Chemical and physical behavior of human hair (1988), Clarence R. Robbins mengungkapkan serat rambut ras Afrika ('keriting') memiliki diameter rendah hingga sedang, longitudinal polydispersity (ukuran molekul rambut beragam yang membujur).

Selain itu, penampang rambut berbentuk elips, dan cenderung lebih kasar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, serat rambut orang Eropa (hampir lurus) dan Asia (lurus) lebih kuat, lebih tebal, lebih seragam, memanjang dan bulat melintang.

ADVERTISEMENT

Para pakar mulanya tak memahami alasan evolusioner di balik perbedaan bentuk rambut ini. 

Ilmuwan dari The Pennsylvania State University, Amerika Serikat (AS), kemudian mengungkapkan bukti baru yang mendukung teori rambut kepala berevolusi untuk membantu manusia tetap adem.

Dikutip dari ScienceAlert, para peneliti mengetesnya dengan menggunakan boneka manikin yang disetel punya panas tubuh yang diberi wig dari rambut asli.

Lihat Juga :

Mereka ditempatkan di ruang dengan panas lingkungan yang terkontrol.

Para peneliti menguji berbagai jenis wig pada manikin, termasuk rambut lurus, ikal longgar, dan ikal ketat.

Hasilnya, peneliti menemukan bahwa manikin berambut tidak menyerap panas sebanyak manekin botak. Namun, rambut yang keriting rapat adalah yang rambut yang terbaik untuk menjaga manikin tetap adem dari radiasi 'matahari'.

"Rambut keriting yang rapat dapat memberikan pengurangan tambahan masuknya panas di luar kapasitas rambut mamalia yang biasanya lurus," tulis para peneliti.

Lihat Juga :

Studi ini sendiri dimuat dalam jurnal bioRxiv bertajuk 'Human scalp hair as a thermoregulatory adaptation' dan belum mendapat tinjauan sejawat (peer review).

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa rambut kulit kepala berevolusi sebagai respons terhadap postur tegak spesies kita dan otak kita yang semakin besar.

"Kemunculan rambut kulit kepala mungkin mencapai keseimbangan optimal antara memaksimalkan kehilangan panas di seluruh area permukaan tubuh yang besar dan meminimalkan perolehan panas matahari di area permukaan kecil kulit kepala, langsung di atas otak," tulis peneliti.

Keringat

Rambut keriting yang rapat adalah karakter yang tidak terlihat pada mamalia liar lainnya.

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan berhipotesis bahwa rambut kepala, khususnya rambut keriting, berevolusi sebagai respons termoregulasi.

Percobaan pada 1988 menemukan bahwa pria botak berkeringat dua hingga tiga kali lebih banyak daripada pria dengan rambut kepala. Pada awalnya, ini digunakan untuk berpendapat bahwa kepala yang tidak berambut lebih baik menjaga kepala tetap dingin.

Studi pada 2010 bertajuk 'Head hair reduces sweat rate during exercise under the sun' menemukan bahwa kepala botak menyerap lebih banyak panas dan lebih banyak berkeringat.

Eksperimen terbaru dengan manekin ini adalah yang pertama yang mengeksplorasi bagaimana rambut kulit kepala memengaruhi beban hawa seseorang secara keseluruhan, bukan hanya respons tubuh terhadap keringat.

"Temuan kami mengkonfirmasi bahwa terlepas dari teksturnya, rambut bertindak sebagai penghalang yang mengurangi kehilangan panas dari tubuh (dalam hal ini kulit kepala) ke lingkungan sekitarnya," tulis para peneliti.

Rambut keriting yang rapat, bagaimanapun, memungkinkan kulit kepala untuk 'bernapas' lebih baik, sambil tetap melindunginya dari sinar matahari.

Saat kelengkungan rambut palsu meningkat, para peneliti menemukan lebih sedikit penguapan keringat yang diperlukan untuk melepaskan panas dari kulit kepala. Hal ini menghemat cairan dan energi!

Secara hipotetis, temuan dalam eksperimen ini memberikan keyakinan pada gagasan bahwa rambut manusia berevolusi untuk beradaptasi dengan gaya hidup bipedal (berjalan dengan dua kaki), terutama di daerah panas dan gersang yang langka air.

Dalam lingkungan ini, para ahli berpikir rambut keriting memungkinkan nenek moyang kita untuk melakukan aktivitas fisik yang lebih lama dan berat sebelum membutuhkan minum air segar.

Dengan kata lain, rambut keriting kemungkinan memberi keuntungan kelembapan tinggi.

Meski begitu, uji terhadap manekin di ruangan dengan iklim yang terkontrol ini tidak sepenuhnya realistis.

Butuh penelitian lebih lanjut di luar ruangan dengan peserta manusia sungguhan untuk melihat bagaimana rambut kulit kepala mungkin telah berevolusi untuk berfungsi dalam pengaturan panas yang lebih alami.

(can/arh)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat