Dokter Angkat Granat Aktif dari Tubuh Tentara Ukraina, Simak Tekniknya
Dokter tentara Ukraina Andrii Verba bertindak heroik usai sukses mengeluarkan granat aktif dari tubuh salah satu tentara. Seperti apa tekniknya?
Kisah Verba itu dibagikan Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar lewat akun Facebooknya. "Dokter militer melakukan operasi untuk mengeluarkan granat VOG, yang tidak meledak dari tubuh seorang tentara," tulis Maliar.
Maliar mengisahkan Verba melakukan operasi ditemani oleh dua pencari ranjau (sapper) "untuk memastikan keamanan para staf medis". Granat VOG memiliki ukuran 4 cm dan bisa ditembakkan dari pelontarnya sejauh 400 meter dari target.
Verba sendiri bukanlah dokter sembarangan. Dia adalah salah satu ahli bedah paling berpengalaman di Tentara Nasional Ukraina.
Hindari listrik
Dalam mengoperasi tentara itu, Verba tidak menggunakan metode elektorkoagulasi.
Dikutip dari LiveScience, metode itu sudah umum dilakukan untuk mengontrol pendarahan dengan cara memanfaatkan gelombang listrik untuk membakar pinggiran pembuluh darah.
Dikutip dari cancer.gov, elektrokoagulasi merupakan jenis bedah listrik yang juga biasa disebut elektrokauter, elektrofulgurasi, atau fulgurasi.
Lihat Juga : |
Tekniknya menggunakan panas dari arus listrik untuk menghancurkan jaringan abnormal, seperti tumor atau lesi. Cara ini juga dapat digunakan untuk mengontrol perdarahan selama operasi atau setelah cedera.
Arus listrik melewati elektroda yang ditempatkan pada atau di dekat jaringan. Ujung elektroda dipanaskan oleh arus listrik untuk membakar atau menghancurkan jaringan.
Verba tidak memilih teknik itu karena takut listrik akan memicu granat untuk meledak.
"Bagian yang tidak meledak dari granat diambil dari area di bawah jantung. Granatnya tidak meledak, tetapi tetap berbahaya," kata Penasehat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Anton Geraschenko.
Menurut Geraschenko, tentara yang dioperasi berusia 28 tahun dan kini sedang menjalani pemulihan lebih lanjut. "Belum ada operasi seperti ini dilakukan oleh dokter-dokter kami," katanya.
Operasi seperti ini merupakan yang pertama dilakukan ketika perang. Namun secara global, operasi serupa pernah dilakukan beberapa kali.
Sebuah studi pada jurnal Military Medicine menemukan ada 36 kasus peledak yang gagal meledak dikeluarkan dari tubuh pasien dalam kurun waktu antara Perang Dunia II hingga studi dibuat yakni 1999.
Ada empat pasien yang meninggal sebelum operasi tersebut bisa dilakukan. Namun 342 pasien sisanya berhasil dioperasi.
Lihat Juga :101 SCIENCE Kenapa Pluto Bukan Planet? |
Selain itu pada 2006, dokter militer AS di Afghanistan mengeluarkan granat yang tidak meledak dari abdomen prajurit Channing Moss.
Hal yang sama terulang pada 2014 saat dokter mengeluarkan amunisi eksplosif dari kepala seorang wanita hamil berusia 23 tahun di Afghanistan.
Meskipun belakangan diketahui amunisi itu ternyata bersifat non-eksplosif, para dokter mengambil prosedur yang sama dengan yang dilakukan Verba.
Para dokter tidak memanfaatkan perangkat elektrik untuk mengangkat amunisi itu dari tubuh wanita tersebut. Tahap-tahap operasi wanita itu sendiri didokumentasikan dalam laporan kasus pada 2016.
(lth/arh)