yoldash.net

Daftar Wilayah Potensi Cuaca Ekstrem Saat Nataru, Mana Saja?

BMKG memprediksi cuaca ekstrem akan melanda sejumlah wilayah saat Natal dan tahun baru 2023.
Ilustrasi. Cuaca ekstrem diprediksi terjadi di sejumlah wilayah pada Nataru 2023. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Jakarta, Indonesia --

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memperingatkan masyarakat terkait potensi cuaca ekstrem yang mungkin terjadi selama momen libur Natal dan Tahun baru 2023 (Nataru).

Potensi cuaca ekstrem sejak hari ini (21/12) hingga 1 Januari 2023 di berbagai wilayah.

"BMKG melakukan prakiraan berbasis dampak dan dari prakiraan itu, terdeteksi adanya potensi untuk siaga terjadinya cuaca ekstrem pada periode 21-23 Desember 2022 di 12 provinsi," ujar Dwikorita dalam konferensi pers, Selasa (20/12) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut daftar wilayah yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem pada 21-23 Desember:

Lihat Juga :

ADVERTISEMENT

-Aceh

-Sumatera Utara

-Riau

-Jawa Barat

-Jawa Tengah

-Jawa Timur

-Nusa Tenggara Timur (NTT)

-Kalimantan Barat

-Kalimantan Timur

-Kalimantan Utara

-Maluku

-Papua

Selain itu, Dwikorita menambahkan, khusus 24 Desember, potensi siaga dari prakiraan berbasis dampak diprediksi terjadi di sebagian wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

Kemudian pada periode 25 Desember 2022-1 Januari 2023 cuaca ekstrem juga perlu diwaspadai di beberapa wilayah, di antaranya Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.

Dwikorita juga mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem di udara lantaran awan cumulonimbus terdeteksi pada 21-27 Desember di sejumlah wilayah udara, seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, dan Sulawesi Selatan.

"Kami juga mendeteksi adanya potensi gelombang tinggi di perairan Indonesia mulai 23-27 Desember 2022, yaitu untuk tinggi gelombang mencapai 4-6 meter perlu diwaspadai di Samudera Hindia Selatan Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Laut Natuna Utara, Selat Makassar bagian selatan," tutur Dwikorita.

Masyarakat di sejumlah wilayah tersebut diimbau untuk waspada, karena cuaca ekstrem dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, longsor, hingga angin puting beliung.

Maka dari itu, Dwikorita mengimbau berbagai pihak untuk melakukan sejumlah langkah mitigasi untuk mengantisipasi datangnya cuaca ekstrem.

"Dari berbagai fenomena dan potensi cuaca ekstrem, gelombang ekstrim atau awan-awan cumulonimbus yang dapat mengganggu penerbangan, kami perlu merekomendasikan kepada pihak-pihak terkait dimohon melakukan persiapan untuk mitigasi," katanya.

"..antara lain memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan hingga mencapai sangat lebat bahkan kemungkinan ekstrem," kata Dwikorita lagi.

Selain itu, Dwikorita mengimbau pihak terkait untuk melakukan penataan lingkungan dengan mengelola sampah dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Kemudian Dwikorita juga meminta seluruh pihak untuk tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara masif.

Khusus untuk masyarakat, Ia meminta pengguna transportasi angkutan penyeberangan untuk meningkatkan kewaspadaan dengan terus memonitor perkembangan cuaca.

"Kami terus sampaikan informasi cuaca melalui aplikasi mobile phone info BMKG ataupun melalui Sosial Media info BMKG dan juga di setiap pelabuhan," katanya.

Selanjutnya, Dwikorita juga meminta pihak terkait untuk mengecek semua kondisi pohon dan ranting atau dahan yang sudah rapuh agar dapat apa dilakukan pemangkasan yang sudah rapuh.

Ia juga meminta pihak terkait untuk menguatkan tegangan tiang atau baliho atau bentuk-bentuk bangunan yang rapuh agar tidak roboh saat tertiup angin kencang.

[Gambas:Video CNN]

(lom/lth)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat