yoldash.net

Roket China Jatuh ke Bumi Besok, Ancam Wilayah Berpenduduk?

Roket China berbobot 25 ton bakal jatuh ke Bumi pada Sabtu (30/7). Wilayah padat penduduk akan terdampak?
Ilustrasi. Roket antariksa China disebut bakal jatuh ke Bumi. (Foto: iStockphoto/3DSculptor)

Jakarta, Indonesia --

Sebuah roket China dengan berat 25 ton dilaporkan akan jatuh ke Bumi pada Sabtu (30/7). Mengancam manusiakah?

Roket yang jatuh ke Bumi ini merupakan bagian inti dari peluncuran roket Long March 5B yang diberangkatkan China untuk pergi menuju Stasiun Antariksa Tiangong pada Minggu (24/7).

Menurut Center for Orbital Reentry and Debris Studies milik Aerospace Corporation, roket yang jatuh tersebut sebagian besar akan terbakar di atmosfer Bumi. Hanya sebagian kecil dari roket ini yang akhirnya akan menghantam permukaan Bumi, dan peluang ancamannya pun kecil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Kamis (28/7), seorang konsultan di Kantor Chief Engineer Perusahaan The Aerospace Corporation menyebut "99,5 persen kemungkinan tidak akan terjadi apa-apa."

"Secara pribadi, jika ini muncul di atas saya, saya akan berlari keluar dengan kamera untuk menontonnya, karena saya pikir itu akan lebih merupakan [peluang] visual daripada risiko yang sebenarnya," tambahnya, seperti dikutip Space.

Potongan Long March 5B yang masih hidup akan melesat dengan kecepatan beberapa ratus kilometer per jam ketika mereka menyentuh tanah atau air. Dampak seperti itu akan energik dan destruktif, tetapi tidak akan menjadi bencana besar.

"Kasus terburuk dalam peristiwa ini akan menjadi kurang serius daripada serangan rudal jelajah tunggal yang telah kita lihat setiap hari dalam perang Ukraina, jadi mari kita letakkan dalam beberapa perspektif di sini," ujar astrofisikawan dan pelacak satelit Jonathan McDowell dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.

Meski demikian, para peneliti menyebut jatuhnya roket China Long March 5B adalah peristiwa yang serius dan tidak menguntungkan. Pasalnya, mereka menekankan peristiwa ini dapat dihindari.

Tahap inti dari sebagian besar roket diarahkan ke laut atau di atas wilayah daratan yang tidak berpenghuni segera setelah lepas landas, atau, dalam kasus kendaraan Falcon 9 dan Falcon Heavy SpaceX, turun untuk pendaratan vertikal dan akhirnya digunakan kembali.

Sementara roket tahap inti Long March 5B, mencapai orbit bersama dengan muatannya dan tetap di sana sampai dijatuhkan oleh gangguan atmosfer.

Kepala Kantor Puing-puing Antariksa Badan Antariksa Eropa (ESA) Holger Krag mengatakan praktik terbaik industri antariksa internasional adalah melakukan re-entry yang terkontrol, menargetkan bagian laut yang terpencil agar risiko tidak terlalu tinggi.

Dilansir CNN, Krag menyebut zona masuk kembali roket secara geografis terbatas antara garis lintang 41 derajat selatan dan 41 derajat utara khatulistiwa.

Sebelumnya, China sempat dikritik keras tahun lalu karena penanganannya terhadap puing-puing luar angkasa setelah meluncurkan modul lain pada roket serupa. Saat itu, puing-puing roket jatuh ke Samudra Hindia dekat Maladewa 10 hari setelah peluncuran.

[Gambas:Video CNN]

(lom/arh)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat