yoldash.net

Benarkah Matahari Selalu Terbit dari Timur dan Tenggelam di Barat?

Ahli menjabarkan pola terbit Matahari dari timur dan tenggelam di barat.
Ilustrasi. Gerak semu harian Matahari. (Foto: AFP/JUSTIN TALLIS)

Jakarta, Indonesia --

Matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat merupakan pengetahuan yang telah diyakini banyak orang. Namun pernyataan ini sebenarnya melibatkan penyederhanaan.

Matahari hanya terbit di timur dan barat selama dua hari dalam setahun saat ekuinoks musim semi dan ekuinoks musim gugur. Sisanya, Matahari terbit sedikit ke utara atau ke selatan di arah timur, begitu pula ketika terbenam, berada sedikit ke utara atau selatan di arah barat.

Setiap hari titik terbit dan terbenam Matahari bergeser sedikit. Bahkan saat titik balik Matahari musim panas, Matahari berada di arah timur laut dan terbenam di arah barat laut.

Kemudian setelah itu Matahari akan bergeser ke arah selatan hingga terbit tepat di timur dan tenggelam di barat saat ekuinoks musim gugur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Matahari kemudian melanjutkan perjalanannya ke selatan sampai pada titik balik Matahari musim dingin, Matahari terbit jauh ke selatan seperti biasanya, dan terbenam sedikit ke barat daya, seperti dikutip dari situs Universitas Stanford, California, Amerika Serikat.

Meski demikian, pergeseran arah terbit dan arah terbenam ini tidak betul-betul terjadi pada Matahari. Pergeseran ini merupakan peristiwa yang disebut gerak semu tahunan matahari (GSTM).

Gerak semu Matahari terbagi menjadi dua, yakni GSM tahunan dan harian. Gerak semu tahunan Matahari menyebabkan pergantian musim seperti telah dijelaskan sebelumnya. Sementara gerak semu harian Matahari (GSHM) mengakibatkan adanya pergantian siang dan malam di planet Bumi.

Pergerakan ini dikatakan semu sebab bagi pengamat di Bumi yang tampak bergerak adalah Matahari. Padahal kenyataannya, "pergerakan" Matahari yang nampak dari sudut pandang pengamat di Bumi terjadi akibat gerak Bumi terhadap Matahari.

ADVERTISEMENT

Gerak rotasi Bumi menyebabkan GSM harian, sementara revolusi Bumi menyebabkan GSM tahunan.

Menurut Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Siswanto, GSTM membuat Matahari tidak selalu tepat terbit di arah timur, tapi seolah-olah terbit semakin ke utara atau ke selatan tergantung bulan tertentu. Hal ini disebabkan Bumi ketika mengelilingi Matahari tidak tegak lurus, melainkan miring 23,5 derajat.

"Pada 22 Desember-21 Juni matahari seolah-olah bergeser ke belahan Bumi utara dan pada 22 Juni-21 Desember matahari seolah bergerak ke arah belahan Bumi selatan. Ini juga yang menyebabkan kadang-kadang seolah-olah Matahari terbit seperti dari arah agak utara atau selatan," tulisnya saat dihubungi Indonesia.com beberapa waktu lalu.

(lom/mik)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat