Studi: Kucing Bisa Saling Menularkan Virus Corona
Jakarta, Indonesia -- Sebuah penelitian menyatakan kucing yang terinfeksi virus corona SARS-CoV-19 bisa menginfeksi kucing lain. Dalam penelitian itu, kucing yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apapun.
Temuan ini menambah panjang jumlah penelitian yang menunjukkan bagaimana kucing, besar dan kecil, dapat tertular virus. Namun, para ahli mengatakan tidak ada bukti bahwa kucing berkontribusi terhadap penyebaran Covid-19.
Peneliti mengamati tiga kucing yang terinfeksi Covid-19 dan menemukan bahwa semuanya menularkan virus itu setelah tiga hari. Ketika kucing yang terinfeksi dipasangkan dengan yang sehat - ditampung bersama selama beberapa hari - kucing yang sehat juga ternyata ikut terinfeksi.
Melansir CNN, hewan-hewan positif corona yang dalam penelitian ini tidak menunjukkan gejala seperti suhu abnormal atau penurunan berat badan yang substansial.
Tim di balik studi itu dipimpin oleh pakar virus internasional Yoshihiro Kawaoka dari Universitas Tokyo dan ilmuwan dari University of Wisconsin.
"Mengingat kebutuhan untuk menghentikan pandemi penyakit virus corona 2019 melalui berbagai mekanisme ...diperlukan pemahaman yang lebih baik tentang peran kucing dalam transmisi SARS-CoV-2 ke manusia," tulis mereka dalam surat ke New England Jurnal Kedokteran.
American Veterinary Medical Association mencatat bahwa penelitian baru itu dilakukan di laboratorium. Sehingga, tidak jelas apakah di dunia nyata kucing pun dapat dengan mudah menginfeksi sesamanya. Namun, mereka menyatakan sejumlah kecil hewan di seluruh dunia dipastikan memiliki virus.
"Hingga saat ini tidak ada bukti kalau hewan yang terinfeksi secara alami berperan menginfeksi Covid-19 ke manusia," katanya.
Namun, sebagai langkah pencegahan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS merekomendasikan agar warga membatasi interaksi hewan peliharaan dengan pemilik dan hewan lain. CDC meminta pemilik tetap menyimpan kucing atau anjing di dalam ruangan.
Jika hewan pelihataan sakit, sebisa mungkin pemilik mengenakan masker dan mencuci tangan ketika berinteraksi. Sebaliknya, pemilik diminta menahan diri dari mengelus atau meringkuk dengan hewan peliharaan mereka dan menghindari dicium atau dijilat.
Melansir Stat News, penulis pertama penelitian Peter Halfmann mengatakan ada cukup banyak virus, antara 30.000 dan 50.000 partikel virus per swab. Namun, dia berkata selama ini tidak diketahui seberapa besar dosis virus yang diperlukan untuk menginfeksi seseorang.
Selain itu, dia berkata tidak ada cara yang dapat diterima secara etis untuk membangun percobaan untuk melihat apakah kucing dapat menginfeksi orang.
Sebelumnya, para peneliti Cina melaporkan bahwa kucing dan musang rentan terhadap infeksi pada awal April 2020. Beberapa minggu kemudian, Departemen Pertanian AS mengumumkan bahwa dua kucing peliharaan di negara bagian New York dinyatakan positif terkena virus.
Setidaknya delapan kucing besar di Kebun Binatang Bronx - harimau dan singa - juga terinfeksi virus.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2PVTZ) Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan virus SARS-CoV-2 termasuk penyakit zoonotik. Dia berkata virus yang berasal dari kelelawar itu mengalami mutasi dan menyebabkan pandemi Covid-19.
Dia berkata kasus Covid-19 ada yang terjadi pada hewan peliharaan dan satwa liar. Contoh kasus di Hong Kong, seekor anjing terbukti positif Covid-19, kemudian kucing juga harimau Malaya di Bronx Zoo, New York juga positif Covid-19.
"Kita musti berpikir manusia pun menginfeksi hewan peliharaan. Hewan positif, lalu kembali bisa menginfeksi majikan atau pemeliharanya. Jadi pekerjaan rumah kita untuk memahami pola transmisi manusia dan hewan," kata Nadia.
Nadia menambahkan Covid-19 terbilang 'alot' karena transmisinya melibatkan orang yang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala.
"Tiga virus yang menyerang manusia (SARS, MERS dan Covid-19) menimbulkan masalah cukup besar. Mungkin perlu melihat corona pada satwa liar, hewan ternak, juga hewan peliharaan," katanya. (jps/eks)
[Gambas:Video CNN]
Temuan ini menambah panjang jumlah penelitian yang menunjukkan bagaimana kucing, besar dan kecil, dapat tertular virus. Namun, para ahli mengatakan tidak ada bukti bahwa kucing berkontribusi terhadap penyebaran Covid-19.
Peneliti mengamati tiga kucing yang terinfeksi Covid-19 dan menemukan bahwa semuanya menularkan virus itu setelah tiga hari. Ketika kucing yang terinfeksi dipasangkan dengan yang sehat - ditampung bersama selama beberapa hari - kucing yang sehat juga ternyata ikut terinfeksi.
American Veterinary Medical Association mencatat bahwa penelitian baru itu dilakukan di laboratorium. Sehingga, tidak jelas apakah di dunia nyata kucing pun dapat dengan mudah menginfeksi sesamanya. Namun, mereka menyatakan sejumlah kecil hewan di seluruh dunia dipastikan memiliki virus.
"Hingga saat ini tidak ada bukti kalau hewan yang terinfeksi secara alami berperan menginfeksi Covid-19 ke manusia," katanya.
Namun, sebagai langkah pencegahan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS merekomendasikan agar warga membatasi interaksi hewan peliharaan dengan pemilik dan hewan lain. CDC meminta pemilik tetap menyimpan kucing atau anjing di dalam ruangan.
Jika hewan pelihataan sakit, sebisa mungkin pemilik mengenakan masker dan mencuci tangan ketika berinteraksi. Sebaliknya, pemilik diminta menahan diri dari mengelus atau meringkuk dengan hewan peliharaan mereka dan menghindari dicium atau dijilat.
Selain itu, dia berkata tidak ada cara yang dapat diterima secara etis untuk membangun percobaan untuk melihat apakah kucing dapat menginfeksi orang.
Sebelumnya, para peneliti Cina melaporkan bahwa kucing dan musang rentan terhadap infeksi pada awal April 2020. Beberapa minggu kemudian, Departemen Pertanian AS mengumumkan bahwa dua kucing peliharaan di negara bagian New York dinyatakan positif terkena virus.
Setidaknya delapan kucing besar di Kebun Binatang Bronx - harimau dan singa - juga terinfeksi virus.
Dia berkata kasus Covid-19 ada yang terjadi pada hewan peliharaan dan satwa liar. Contoh kasus di Hong Kong, seekor anjing terbukti positif Covid-19, kemudian kucing juga harimau Malaya di Bronx Zoo, New York juga positif Covid-19.
"Kita musti berpikir manusia pun menginfeksi hewan peliharaan. Hewan positif, lalu kembali bisa menginfeksi majikan atau pemeliharanya. Jadi pekerjaan rumah kita untuk memahami pola transmisi manusia dan hewan," kata Nadia.
Nadia menambahkan Covid-19 terbilang 'alot' karena transmisinya melibatkan orang yang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala.
"Tiga virus yang menyerang manusia (SARS, MERS dan Covid-19) menimbulkan masalah cukup besar. Mungkin perlu melihat corona pada satwa liar, hewan ternak, juga hewan peliharaan," katanya. (jps/eks)
[Gambas:Video CNN]