yoldash.net

Fakta Boeing Ukraina yang Disebut Kena Tembak Rudal Iran

Berikut fakta terkait pesawat Boeing 737-800 NG milik maskapai Ukraina yang disebut kena tembak rudal Iran.
Ilustrasi. Pesawat Ukraina (iStock/Jozsef Soos)

Jakarta, Indonesia -- Polemik terkait jatuhnya pesawat Boeing 737-800 NG milik maskapai Ukraina di Iran tengah memanas. Pentagon dan media Amerika Serikat dan Kanada menyebut pesawat itu jatuh akibat terkena serangan rudal Iran.

Kesimpulan AS disebut berdasarkan sumber di AS dan Irak. Menurut pemberitaan Wall Street Journal, kesimpulan tersebut diperoleh oleh narasumber mereka di Pentagon berdasarkan data analisis data dari satelit, radar dan data elektronik yang dikumpulkan secara rutin oleh militer dan intelijen.

Di sisi lain, otoritas penerbangan Iran menyebut pilot pesawat sempat melaporkan ada kerusakan mesin saat pesawat lepas landas. Pesawat jatuh 2 menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini di Teheran, Iran.

Kedutaan besar Ukraina menyebut jatuhnya pesawat tersebut akibat masalah mesin, seperti diberitakan stasiun berita Iran, Irna. Sementara itu, pihak maskapai mengatakan pesawat tersebut dioperasikan pada 2016.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proses pengecekan rutin dilaporkan baru dirampungkan dua hari sebelum terbang. Laporan yang dirilis FlightRadar24 mencatat pesawat Ukraina ini sempat tertunda selama hampir satu jam sebelum jatuh di area lapangan di Iran.

Kotak hitam pesawat ini sudah ditemukan, Rabu (8/1). Namun, pemerintah Iran tidak mau menyerahkan dua kotak hitam itu kepada Boeing dan AS untuk penyidikan.

Saksi mata menyebut sempat melihat percikan api di pesawat sebelum jatuh. Kecelakaan ini menewaskan 167 penumpang dan 9 awak kabin. Berikut sejumlah fakta terkait pesawat naas tersebut.

1. Pembaruan dari seri klasik

Boeing 737-800 NG (new generation) adalah pembaruan dari seri 737-800 klasik. Pesawat ini diperkenalkan pada September 1994. Produksi terakhir pesawat ini terakhir dibuat pada Desember 2019.

Pada model baru ini, sayap pesawat dirancang lebih lebar, kapasitas tangki lebih besar, dan kemampuan membawa beban lebih besar. Seri ini lantas diteruskan dengan generasi selanjutnya, seri 737-800 Max. Ini adalah pesawat yang saat ini masih mendapat larangan terbang setelah kasus kecelakaan Lion Air di Indonesia dan Ethiopia.

[Gambas:Video CNN]


2. Sempat alami masalah keretakan

Oktober 2019, Boeing sempat melakukan larangan terbang sementara (grounded) terhadap 50 pesawat 737-800 NG. Jumlah ini hanya 5 persen dari keseluruhan pesawat 737-800 NG yang mengudara, seperti dilaporkan The Guardian.

Larangan terbang ini terkait adanya keretakan yang terdeteksi di sambungan sayap pesawat. Masalah ini dilaporkan oleh berbagai maskapai penerbangan dunia.

Mulai dari Qantas milik Australia, Korean Air milik Korea Selatan, Southwest Airlines di Amerika Serikat, hingga maskapai Indonesia seperti Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Batik Air dan Lion Air.


3. Model paling banyak digunakan

Model ini merupakan salah satu model pesawat paling laris besutan Boeing. Sehingga, tak ayal banyak maskapai menggunakan pesawat ini. Saat ini, 7.000 pesawat jenis ini mengudara di dunia. Angka ini menguasai 25 persen semua pesawat komersil yang beroperasi.

4. Sejumlah kasus penembakan pesawat komersil

Hingga saat ini masih belum jelas penyebab jatuhnya pesawat ini. Namun, kasus penembakan pesawat komersil sudah beberapa kali terjadi.

Pada 2014, separatis pro Rusia di timur Ukraina menembak jatuh pesawat Malaysia Boeing 777 menggunakan rudal. Sebanyak 289 penumpang dan awak tewas.

Pada tahun 1988, kapal perang Vincennes Angkatan Laut AS menembak jatuh Iran Air Flight 655 dengan rudal pertahanan udara. Namun, pejabat AS menyebut penembakan terjadi karena mengatakan mereka mengira pesawat Airbus SE A300. Itu adalah tipe pesawat tempur yang mereka khawatirkan akan menyerang kapal. Sebanyak 290 orang di pesawat tewas. (eks/eks)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat