yoldash.net

Inggris Guyur Rp3,7 M ke RI: Buat Baterai dan Pesawat Listrik

Dana dari Inggris itu diprioritaskan untuk membangun kapasitas industri baterai, kendaraan dan pesawat bertenaga listrik di Indonesia
Ilustrasi pesawat listrik. (Don MacKinnon / AFP)

Jakarta, Indonesia --

UK Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS) mendapatkan hibah dana sebesar 200 ribu poundsterling atau setara Rp3,7 miliar dari Pemerintah Inggris melalui Global Challenges Research Fund (GCRF) yang dipimpin oleh the University of Nottingham.

Koordinator UKICIS Bagus Muljadi mengatakan hibah tersebut akan memungkinkan pihaknya untuk mengatasi tantangan berkaitan dengan adopsi kendaraan listrik (EV) dan pesawat listrik di Indonesia.

"Hibah dari Pemerintah Inggris ini untuk membiayai proyek penelitian pertama dari UKICIS bekerja sama dengan UGM dan Universitas Indonesia dimulai awal 2021, ujarnya mengutip Antara, Senin (30/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Basus mengklaim dipilihnya tim UKICIS, membuktikan bahwa Indonesia menjadi prioritas dibanding negara lain yang menjadi fokus GCRF.

"Dana dari pemerintah Inggris ini diprioritaskan untuk membangun kapasitas industri baterai, kendaraan dan pesawat bertenaga listrik di Indonesia," katanya.

ADVERTISEMENT

Menurut pihak Universitas Nottingham, dana hibah dari Pemerintah Inggris adalah hasil tindak lanjut dari pertemuan Kementerian BUMN.

Universitas Nottingham ingin membantu membangkitkan industri kendaraan dan pesawat listrik Indonesia lewat riset kolaborasi UKICIS antara institusi riset terbaik di Inggris dengan Indonesia upaya membangun hubungan bilateral yang lebih erat antar kedua negara.

The University of Nottingham dan Global Challenge Research Fund setuju mendanai proyek akan dimulai awal tahun 2021.

Proyek tersebut juga bisa membantu menambah nilai, dan mewujudkan potensi Indonesia sebagai mineral baterai terbesar di dunia. GCRF juga menghibahkan dana bagi universitas di Inggris untuk menjalankan riset dengan negara berkembang.

Dana tersebut dikompetisikan lagi di internal masing masing universitas dan professor akan mengajukan proposal mereka.

UKICIS ke depan diharapkan dapat membantu diaspora lain melaksanakan hal serupa. Sebagai prasyarat, pemberian dana yang harus digunakan sepenuhnya untuk kepentingan Indonesia.

Selain itu diaspora lainnya Professor Benny Tjahjono juga mendapatkan dana dari GCRF sebesar 15,000 pound atau Rp2,8 miliar atas nama Universitas Coventry yang juga merupakan anggota UKICIS.

(antara/DAL)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat