Hari Kedua CMC 2024, Delegasi Jajal Whoosh dan Kunjungi Pulau Bidadari
Para delegasi Crisis Management Conference (CMC) 2024 mengikuti city tour yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta dengan menaiki kereta cepat Whoosh pada Kamis (30/5) dengan rute dari Stasiun Halim, Jakarta Timur menuju Stasiun Padalarang, Bandung.
Tiba di Kabupaten Bandung Barat, delegasi CMC 2024 dari 14 kota di 14 negara mengikuti serangkaian kegiatan di Hotel Mason Pine, Kota Baru Parahyangan, antara lain berupa pemaparan mitigasi bencana oleh BPBD Jawa Barat, diselingi sajian musik tradisional angklung.
"Delegasi yang berasal dari Tokyo, Taipei, Berlin, Seoul, dan sister city lainnya ini sangat antusias ketika Angklung Saung Udjo mengajak mereka bermain alat musik yang sudah menjadi warisan budaya tak benda oleh UNESCO tersebut," demikian pernyataan dalam rilis resmi, Kamis (30/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari Jawa Barat, para delegasi CMC 2024 kemudian bertolak kembali menumpangi Whoosh ke Jakarta. Perhentian kali ini, adalah Pulau Bidadari di Kepulauan Seribu, di mana mereka lalu menaiki kapal pesiar Quicksilver Cruise dan disambut oleh para kepala organisasi perangkat daerah DKI di Marina Batavia Port.
Di Pulau Bidadari, delegasi CMC 2024 menyaksikan atraksi penyelamatan oleh Dinas Gulkarmat Jakarta, yakni simulasi penyelamatan dan pemadaman kapal nelayan yang terbakar di tengah laut, lengkap dengan awak kapal yang panik hingga menceburkan diri ke laut.
Simulasi penyelamatan itu diakhiri dengan water dancing, membuat para delegasi memberikan tepuk tangan meriah sebagai apresiasi. Kegiatan lantas berlanjut dengan penanaman mangrove oleh para delegasi, yang menjadi upaya pelestarian lingkungan.
Tepat saat matahari terbenam, para delegasi pulang kembali ke Jakarta sambil bersantap malam.
CMC 2024 diselenggarakan pada 29-30 Mei oleh Network for Crisis Management (NCM). Tahun ini, Jakarta mendapat kehormatan sebagai tuan rumah konferensi tahunan itu.
Crisis Management Conference 2024 diadakan untuk mengelaborasi berbagai kebutuhan guna mengintegrasikan teknologi, keterlibatan masyarakat, serta tata kelola yang efektif. Tujuannya, mencapai kota global yang tangguh.
Pada CMC, diulik beragam aspek utama ketahanan bencana, seperti ketahanan infrastruktur, sistem peringatan dini, dan pembangunan yang berkelanjutan.
(rea/rir)