yoldash.net

Pengungsi Rohingya Tiba di Aceh Timur dan Dugaan Penyelundupan Manusia

Pengungsi Rohingya tiba di Aceh Timur pada Kamis (14/12). Polisi menduga ada penyelundupan manusia dari Bangladesh ke Aceh.
Imigran etnik Rohingya asal Myanmar menaiki kendaraan menuju tempat penampungan sementara di Banda Aceh, Aceh, Minggu (10/12/2023) malam. (Antara Foto/Irwansyah Putra)

Aceh, Indonesia --

Pengungsi Rohingya tiba di Aceh Timur pada Kamis (14/12). Sedikitnya 50 orang pengungsi mendarat di wilayah pesisir timur yaitu di Desa Seuneubok Baro, Kecamatan Darul Aman, Kabupaten Aceh Timur.

Kapolsek Darul Aman Iptu Syamsul Bahri membenarkan ada pengungsi Rohingya yang mendarat di wilayah tersebut. Pihaknya mengetahui pengungsi Rohingya saat warga menemukan 4 orang dari mereka berjalan kaki di desa tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah dilakukan interogasi terhadap 4 warga Rohingnya tadi, kami melakukan penyisiran, alhasil ditemukan 46 Rohingnya yang lain di seputar Desa Seuneubok Baro, selanjutnya mereka disatukan di TPI Pelabuhan Idi Cut," kata Syamsul Bahri.

Ke-50 pengungsi Rohingya ini menjalani pemeriksaan kesehatan dari petugas UPTD Puskesmas Darul Aman. Semua pengungsi Rohingya itu berjenis kelamin laki-laki.

ADVERTISEMENT

Hal yang sama juga disampaikan Protection Associate United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Indonesia, Faisal Rahman. Menurutnya, pengungsi tersebut tiba pada Kamis dini hari. Saat ini pihaknya masih melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat.

Dugaan penyelundupan ke Aceh Besar

Sebanyak 11 orang etnis Rohingya yang tiba pada Minggu (10/12) di Aceh Besar saat ini masih dilakukan pemeriksaan terkait adanya dugaan penyelundupan manusia dari Bangladesh ke Aceh.

Dua di antaranya merupakan kapten kapal dan pengendali arah menuju Aceh. Kedua orang ini sempat diamankan oleh warga ketika hendak memisahkan diri dari rombongan saat kapal sudah mendarat. Dari situ awal pemeriksaan di mulai oleh pihak kepolisian.

Kasatreskrim Polresta Banda Aceh Kompol Fadillah Aditya Pratama mengatakan, saat diperiksa kedua orang ini kedapatan membawa ponsel. Dari ponsel tersebut ditemukan video yang diduga kuat terkait penyerahan uang atau sedang transaksi dari Bangladesh menuju Aceh.

"Ternyata 2 orang itu membawa hp, dari hp tersebut sempat kita lihat video seperti menyerahkan uang atau transaksi. Tapi kita gali kembali dan dalami, kita gunakan translate bahasa untuk interogasi beberapa saksi lainnya," kata Fadillah kepada wartawan, Kamis (14/12).



Dari kedua orang ini, polisi lantas melakukan pengembangan dan meminta keterangan saksi lainnya yang berjumlah 9 orang pengungsi Rohingya yang ikut dalam rombongan tersebut.

Berdasarkan keterangan para saksi dan kapten kapal polisi menduga bahwa dalam kasus ini erat hubungannya dengan penyelundupan manusia.

"Dugaan kuat ada pengendali dan ada kapten kapal sebagai penerima uang dari setiap orang Rohingya yang akan keluar dari Bangladesh, hingga mereka membayar dan ikut di kapal itu. Ini dugaannya memang ada penyelundupan manusia," katanya.

Namun polisi mengarah ke nakhoda kapal yang juga berperan sebagai penunjuk arah. Meski begitu polisi masih memperdalam dengan ditemukannya alat bukti dari kedua orang tersebut dengan diperkuat dari keterangan saksi.

"Di sini yang kita duga ada nahkodanya juga sebagai penunjuk arah, namun saat ini kita perdalam kembali berdasarkan alat bukti yang ada untuk nantinya kita tetapkan sebagai tersangka," ucapnya.

Bahkan dari 11 orang saksi yang diperiksa, tidak satupun yang memegang kartu refugee dari UNHCR.



Diketahui, 135 pengungsi Rohingya itu masih bertahan di basement gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA) setelah warga Aceh Besar menolak mereka ditempatkan di kamp pramuka dan kawasan Ladong.

Dari keterangan seorang pengungsi Rohingya, Muhammad Amin yang ikut dalam rombongan tersebut, per orang harus membayar sebesar 20.000 Taka Bangladesh atau Rp 2,8 juta untuk bisa berlayar menuju ke Indonesia.

"Bayar 20.000 Taka 1 orang untuk bisa naik," ujar Amin saat berada di Tugu Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Senin (11/12).

(dra/pmg)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat