yoldash.net

30 Pengungsi Diduga Rusak Rusun Penampung Rohingya di Sidoarjo

Rusun penampung etnis Rohingya di Sidoarjo dirusak pengungsi diduga terkait pemadaman listrik.
Ilustrasi. Perusakan terjadi di rusun yang menampung pengungsi Rohingya. (Istockphoto/ imagedepotpro)

Surabaya, Indonesia --

Sejumlah fasilitas di Rusun Puspa Agro, Jemundo, Sidoarjo, Jawa Timur, yang jadi tempat penampungan pengungsi international, termasuk kelompok etnis Rohingya, dilaporkan dirusak.

Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jatim Herdaus mengatakan pihaknya tengah melakukan penyelidikan kasus perusakan ini. Dugaan sementara pelakunya adalah pengungsi.

"Kami sedang komunikasi dan berkolaborasi dengan pihak kepolisian untuk mendalami kasus pengerusakan sarana dan prasarana di tempat penampungan pengungsi Puspa Agro yang diduga dilakukan oleh pengungsi," kata Herdaus, Sabtu (9/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, ia memerlukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui siapa dan apa motif sesungguhnya dari tindakan perusakan di tempat penampungan pengungsi ini.

ADVERTISEMENT

Herdaus menceritakan para pengungsi yang menempati penampungan di Rusun Puspa Agro sempat protes pemadaman listrik oleh PLN sejak Jumat (8/12) pukul 01.30 WIB.

Pemadaman listrik itu dikarenakan adanya kebakaran gudang perusahaan marketplace yang lokasinya juga berada di kawasan Puspa Agro, Sidoarjo.

"Pada Jumat siang, para pengungsi melakukan protes kepada pengelola Aparna Puspa Agro karena dengan adanya listrik padam dianggap mengganggu aktivitas para pengungsi yang ditampung di Aparna Puspa Agro, sehingga pihak pengelola mengupayakan recovery dengan cepat dan tepat yaitu dengan menyewa genset," ujarnya.

Pada sore harinya, genset tiba di lokasi penampungan Aparna Puspa Agro. Selanjutnya, petugas melakukan pemasangan dan instalasi untuk menghidupkan kebutuhan listrik penampungan.

"Sekitar satu jam setelah genset aktif, ternyata kami menerima informasi dari PLN bahwa aliran listrik telah menyala dan bisa digunakan, sehingga pemasangan dan penginstalasian genset dihentikan dan proses penyambungan kembali menggunakan aliran listrik PLN," urai Herdaus.

Sekitar pukul 19.15 WIB, terdapat beberapa pengungsi yang melakukan perusakan sarana dan prasarana di Puspa Agro. Seperti kaca jendela, pintu, pot, meja dan sebagainya.

"Informasi yang kami terima, ada sekitar 30 orang refugees melakukan perusakan dengan melempari kaca penampungan Aparna Puspa Agro," ucapnya.

Kejadian tersebut berlangsung sekitar 15 menit. Para perusak berhenti beraksi setelah aliran listrik di penampungan kembali normal.

"Para refugees yang melakukan perusakan lari bersembunyi," tutur Herdaus.

Herdaus sangat menyayangkan kejadian tersebut. Menurutnya, aksi perusakan tersebut akan menjadi bahan evaluasi pihaknya.

Untuk itu, pihaknya telah mengagendakan pertemuan dengan para stakeholder, termasuk dengan International Organization for Migration (IOM), Senin (11/12).

"Kalau melihat kronologisnya, hal ini dapat dikategorikan sebagai sikap atau perilaku pengungsi yang tidak sepantasnya, kemungkinan ada sanksi sebagai efek jera dan sebagai bentuk pertanggungjawaban," tegas Herdaus.

(frd/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat