Polisi Disebut Merangsek Gang Dago Elos, Balita Korban Gas Air Mata
Tim Advokasi Dago Elos mengatakan aparat kepolisian menerobos masuk ke gang-gang permukiman saat warga Dago, Kota Bandung, Jawa Barat, menggelar aksi protes pada Senin (14/8).
Aksi protes itu dilakukan lantaran laporan warga terkait dugaan penipuan sertifikat tanah ditolak oleh Polrestabes Bandung.
Tim advokasi menyampaikan awalnya warga melakukan blokade jalan. Namun, polisi justru merangsek masuk ke permukiman dan menembakkan gas air mata. Akibat dari penembakan gas air mata di wilayah pemukiman itu, seorang balita disebut ikut menjadi korban.
"Kepolisian pun berulang kali melontarkan gas air mata hingga masuk halaman rumah warga dan berdampak kepada balita yang mendiami rumah tersebut," kata tim advokasi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (15/8).
Tim advokasi menyebut aparat kepolisian juga mencoba mendobrak rumah-rumah warga dan melakukan sweeping terhadap warga yang melakukan aksi.
Lebih lanjut, tim advokasi membeberkan dalam kejadian bentrokan itu, terjadi pemukulan, intimidasi verbal, hingga tindakan-tindakan yang serba provokatif dari aparat kepolisian.
"Sekalipun warga mundur dan semakin mendekat ke rumah masing-masing sehingga korban dari pihak warga berjatuhan hingga penangkapan warga secara acak," ujarnya.
Tim advokasi menyampaikan salah seorang kuasa hukum ditangkap dengan tuduhan provokator. Pada bentrokan tersebut, jurnalis juga disebut jadi sasaran aksi represif aparat kepolisian.
Mereka mengutuk penggunaan gas air mata secara ilegal oleh pihak kepolisian yang ditembakkan secara tidak terukur dan berlebihan ke arah pemukiman warga selama pengepungan.
"Mengutuk tindak kekerasan yang menyebabkan warga dan jurnalis yang bertugas sehingga menyebabkan luka selama pengepungan," ucapnya.
Terpisah, Kapolretabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono membantah penembakan gas air mata ke arah warga Dago Elos.
Budi mengklaim personelnya tidak menembakkan gas air mata ke arah warga, melainkan ke sekelompok orang yang memicu keonaran dengan melempar batu.
"Kami ingin membubarkan kelompok anarkis itu, bukan untuk menyerang warga," kata Budi kepada Indonesia.com, Selasa (15/8).
(yla/wis)[Gambas:Video CNN]