yoldash.net

Wanti-wanti Kemenkes: 90 Persen Hepatitis B Ditularkan Ibu ke Anak

Kemenkes RI menyoroti peningkatan jumlah kasus penyakit hepatitis B yang masih menunjukkan tren kenaikan setiap tahun di Indonesia.
Ilustrasi hepatitis b. (iStockphoto/jarun011)

Jakarta, Indonesia --

Kemenkes RI menyoroti peningkatan jumlah kasus penyakit hepatitis B yang masih menunjukkan tren kenaikan setiap tahun di Indonesia.

Saat ini Indonesia bahkan tercatat sebagai satu dari 20 negara di dunia dengan kasus hepatitis B dan C terbanyak.

Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menambahkan mayoritas temuan kasus hepatitis B di Indonesia terjadi akibat penularan dari ibu ke anak. Penularan terjadi baik sejak dalam kandungan, saat proses kelahiran, atau bahkan saat menyusui.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penularan hepatitis B didominasi oleh penularan secara vertikal dari ibu ke anak, mencapai 90-95 persen kasus. Sementara penularan secara horizontal sekitar 5-10 persen kasus," kata Syahril dalam acara daring, Selasa (16/5).

ADVERTISEMENT

Syahril menerangkan berdasarkan data Riskesdas 2013, hasil pemerikaan HBsAg pada populasi umum sebanyak 7,1 persen atau 18 juta orang di Indonesia terinfeksi hepatitis B.

Sebanyak 50 persen di antaranya berisiko menjadi kronis, dan 900 ribu lainnya dapat menjadi kanker hati.

Sementara data Riskesdas 2019 menunjukkan prevalensi hepatitis B kronik di Indonesia setara 24 juta penduduk Indonesia.

"Kemudian data menunjukkan ibu hamil yang posiif hepatitis B konsisten sebanyak 2 persen setiap tahunnya. Pada tahun 2022 terdapat 50.744 ibu hamil positif hepatitis B. Dari jumlah ibu hamil itu, 35.757 bayi lahir dari ibu yang dinyatakan positif hepatitis B," kata dia.

Adapun setelah dilakukan imunisasi Hb0 dan HBg kurang dari 24 jam, sebanyak 27 persen bayi itu atau sekitar 9.239 yang dites HBsAG pada usia 9-12 bulan dan didapati 135 bayi masih positif hepatitis B.

Syahril menyebut bila melihat komposisi usia, prevalensi hepatitis B di Indonesia pada usia produktif sebesar 7,5 hingga 8 persen, sementara prevalensi anak usia 1-4 tahun yang positif hepatitis B sebanyak 4,2 persen.

"Pemberian vaksin hepatitis B secara lengkap dan tepat dapat menurunkan prevalens hepatitis B. Tetapi masih terdapat permasalahan yang harus dihadapi, yaitu risiko menjadi sirosis dan hepatoma, serta belum ada pengobatan yang efektif," ujar Syahril.

Dengan demikian, Syahril mengimbau agar pemutusan penularan penyakit hepatitis B di Indonesia dilakukan sedini mungkin. Khusus untuk kasus hepatitis B perlu dilakukan deteksi dini minimal 80 persen ibu hamil diperiksa terintegrasi dengan HIV dan Sifilis.

Sementara bayi yang lahir dari ibu yang reaktif HBsAg diberikan vitamin K, HB0, dan HBIg kurang dari 24 jam.

"Sebab dengan adanya DDHB beban negara berkurang karena dapat dicegah penularannya," ujarnya.

(khr/kid)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat