yoldash.net

Maret, Pengguna VoA Asal Rusia-Ukraina yang Masuk Bali Turun

Visa on Arrival (VoA) WN Rusia dan Ukraina di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali mengalami penurunan pada Maret 2023.
Ilustrasi turis asing di Bali. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

Jakarta, Indonesia --

Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) mengungkapkan Visa on Arrival (VoA) dan Electronic Visa on Arrival (e-VoA) warga negara Rusia dan Ukraina di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali mengalami penurunan di bulan ini.

Per tanggal 12 Maret 2023, jumlah pengguna VoA dan e-VoA asal Rusia sebanyak 5.196 orang, sedangkan Ukraina sebanyak 566 orang.

"Tren kedatangan wisatawan asal Rusia dan Ukraina menggunakan VoA dan e-VoA terpantau menurun. Bulan Februari ada lebih dari 15.000 orang dari Rusia dan 2.000-an orang dari Ukraina. Bulan Januari lebih banyak lagi, dari Rusia hampir 20.000 orang dan dari Ukraina juga lebih dari 2.000 orang," ujar Dirjen Imigrasi Silmy Karim di sela-sela kunjungan kerja di Jerman, Senin (13/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Silmy mengatakan sektor pariwisata di Bali membutuhkan stimulus terutama sejak masa pandemi Covid-19.

Ketika situasi kesehatan global membaik, terang dia, terdapat kebutuhan mendatangkan turis asing guna meningkatkan pemasukan negara dan memulihkan ekonomi, meskipun sikap terhadap turis asing lebih permisif.

ADVERTISEMENT

"Sekarang jumlah warga negara Rusia dan Ukraina menurun sekitar 30 persen dari triwulan terakhir tahun 2022," ucap Silmy.

"Terkait WNA yang menyalahi aturan keimigrasian dan mengganggu ketertiban di Bali, saya sudah instruksikan tim pengawasan dan penindakan dari pusat untuk membantu di Bali," sambungnya.

Menurut Silmy, kondisi saat ini sudah lebih baik lantaran operasi pengawasan dan penindakan cukup memberi pesan dan efek jera terhadap WNA di Bali untuk menaati peraturan, budaya dan nilai-nilai lokal.

Dia menambahkan usulan Gubernur Bali I Wayan Koster yang ingin VoA bagi warga negara Rusia dan Ukraina dicabut masih dalam tahap penelaahan.

"Hal itu dikarenakan keputusan yang diambil akan berdampak secara luas, apalagi WN Rusia dan Ukraina juga tersebar di wilayah lain di
Indonesia," tandasnya.

Dalam menangani WNA, Silmy memandang kebijakan yang berlanjut dan konsistensi sangat diperlukan. Imigrasi menyiapkan database kerja sama dengan negara lain untuk memberikan informasi tentang WNA yang hendak melintas ke Indonesia.

Adapun tujuannya yakni untuk melihat apabila seorang WNA dapat/tidak dapat diizinkan masuk atau terdapat catatan khusus.

"Namun demikian, upaya-upaya yang bersifat kebijakan yang konsisten dan kontinyu akan memerlukan waktu," tutur Silmy.

Imigrasi turut merilis negara-negara yang warganya paling banyak melancong ke Indonesia menggunakan fasilitas VoA dan e-VoA sepanjang tahun 2022.

Dimulai dari Australia (640.406), India (252.241), Amerika Serikat (162.914), United Kingdom (157.106) dan Perancis (125.487).

Negara-negara tersebut diklaim merupakan top spender di sektor pariwisata yang selama beberapa tahun terakhir berkontribusi positif pada devisa negara dan memiliki rekam jejak yang cukup baik dalam aspek kepatuhan terhadap aturan keimigrasian.

Sementara itu, beberapa negara yang warganya paling banyak memiliki izin tinggal keimigrasian di Indonesia sepanjang Januari-Februari 2023 yaitu Republik Rakyat Tiongkok (27.351), Rusia (13.963), Korea Selatan (3.736), Jepang (3.025) dan Australia (2.555).

(ryn/DAL)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat