25 Kasus Dugaan Hepatitis Akut Tersebar di 16 Provinsi Indonesia
![25 Kasus Dugaan Hepatitis Akut Tersebar di 16 Provinsi Indonesia Kemenkes mencatat 25 kasus dugaan hepatitis akut tersebar di 16 provinsi, dengan jumlah paling banyak ditemukan di DKI Jakarta.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2022/05/18/ilustrasi-hepatitis-7_169.jpeg?w=650&q=90)
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan jumlah kasus yang diduga akibat infeksi hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya alias hepatitis misterius bertambah menjadi 25 kasus per data laporan 6 Juni 2022.
Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengungkapkan 25 kasus dugaan hepatitis akut itu tersebar di 16 provinsi Indonesia, di mana jumlah paling banyak ditemukan di DKI Jakarta.
"Jumlah kasus total 25 pasien dengan klasifikasi 9 probable. Kemudian 16 pending classification [menunggu hasil]," kata Syahril saat dihubungi Indonesia.com, Selasa (7/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rincian 16 provinsi yang ditemukan 25 pasien kasus hepatitis akut itu adalah: Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, dan Kepulauan Bangka Belitung. Lalu Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.
Kemudian, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Disusul kasus yang dilaporkan di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Bali.
ADVERTISEMENT
Syahril juga merinci dari 25 kasus yang dilaporkan. Ada 12 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit dengan status 3 orang masih probable dan 9 orang menunggu hasil (pending classification).
Selanjutnya 7 orang dinyatakan sembuh dan dipulangkan dengan status 3 probable dan 4 pending classification. Sementara 6 orang: status 3 probable dan 3 pending classification meninggal dunia.
Kemenkes, lanjut Syahril, juga telah melaporkan total kumulatif kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia hingga saat ini mencapai 57 kasus.
Di luar 25 kasus yang berstatus probable dan pending classification, sebanyak 32 kasus lainnya dinyatakan tak terbukti hepatitis akut (discarded).
"Pasien discarded karena kemudian didiagnosis dengue, sepsis, infeksi bakteri, hepatitis A reaktif, drug induce hepatitis, dilated cardiomyopathy, kolestasis susp atresia bilier, leukemia dan neonatal kolestasis," ujar Syahril.
[Gambas:Video CNN]
Terkini Lainnya
Rangkuman Covid: DKI Sumbang Kasus Terbanyak, Pemerintah Evaluasi PPKM
Satgas: Biaya Perawatan Covid-19 Masih Ditanggung Negara
Kemenkes Ungkap 8 Warga Cipete Diduga DBD Bukan Virus Tikus
Rangkuman Covid: PPKM Mau Disetop, Vaksinasi Lengkap Sudah 80 Persen
Bio Farma Minta PMN Berbentuk Aset Mangkrak Kemenkes Senilai Rp68 M
Bayi Meninggal Usai Vaksin, Kemenkes Sebut Imunisasi Ganda Aman
Pemerintah Siapkan Bantuan Hingga Rp400 M Bagi RS yang Belum Siap KRIS
Kemenkes Pede KRIS Tak Akan Banyak Kurangi Jumlah Tempat Tidur RS