yoldash.net

Penemuan Nisan Kuno Bertambah, Bukti 16 Ilir Kawasan Bersejarah

Penemuan benda antik tersebut menjadi penting untuk membuktikan kawasan tersebut sangat bersejarah.
Penemuan enam nisan kuno abad ke-19 di Palembang. (CNN Indonesia/Hafidz)

Palembang, Indonesia --

Penemuan nisan kuno di kawasan Pasar 16 Ilir Palembang bertambah. Total enam unit nisan ditemukan pada proyek instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) yang dikerjakan PT Waskita Karya. Penemuan benda antik tersebut menjadi penting untuk membuktikan kawasan tersebut sangat bersejarah.

Kepala Kantor Arkeologi Sumatra Selatan, Wahyu Rizky Andhifani mengatakan bersama akademisi dan Dinas Kebudayaan Palembang, pihaknya telah melakukan alih aksara terhadap nisan kuno tersebut. Keenam nisan tersebut berbahan granit yang berbeda-beda ukuran. Tulisan di nisan tertera aksara Arab, lima nisan berbahasa Arab dan satu nisan berbahasa melayu.

Dari enam nisan yang ditemukan, terdapat dua nisan yang tertulis penanggalan. Pada nisan ke-4, tertera 8 Robiul Akhir 1322 Hijriah sekitar 1904 Masehi. Sementara di nisan ke-6, tertera 25 Dzulhijah 1310 Hijriah atau 1893 Masehi. Diperkirakan enam nisan yang ditemukan pun masih memiliki hubungan keluarga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nama yang tertera dalam nisan tersebut secara berurutan, nisan ke-1 tertulis Niaji Nadibah binti Abdu Al Aziz Falembani, nisan ke-2 Haji Abdurrahman Raja Ismail, nisan ke-3 Niaji Rosyidah binti Haji Abdurrahman Raja Ismail Falembang, dan nisan ke-5 Nuraini binti Haji Abdurrahman. Sementara nisan ke-4 dan ke-6 tidak bernama hanya memiliki keterangan penanggalan meninggal.

Para peneliti memperkirakan nisan yang tidak bernama merupakan pasangan nisan bagian kaki, namun masih ada keraguan karena bagian medalion yang ada di nisan memiliki ukuran yang berbeda dengan nisan yang bertuliskan nama.

ADVERTISEMENT

"Diperkirakan keluarga ini pun keluarga ulama, karena penyematan nama Falembani pada zaman Kesultanan Palembang Darussalam diberikan kepada orang yang sudah pernah belajar agama Islam di Arab, selain menunaikan ibadah haji," ujar Wahyu.

Dirinya pun berujar, dua nisan yang ditemukan belakangan tidak langsung diketahui pada saat penggalian yang dilakukan PT Waskita Karya di Pasar 16 Ilir. Nisan tersebut terbawa truk yang mengangkut tanah bekas galian dan satu nisan terbawa ke rumah warga, dan satu lainnya di proyek pembangunan perumahan di kawasan Tanjung Barangan, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang.

Warga melaporkan penemuan tersebut di antara tanah yang hendak ditimbun di kawasan tersebut sehingga bisa diketahui dan diteliti. Saat ini dua nisan tersebut sudah diserahkan kepada Dinas Kebudayaan Palembang.

"Kami sudah memberikan hasil penelitian dan alih aksara nisan-nisan tersebut, dan telah memberikan rekomendasi kepada Pemkot Palembang dalam hal ini Dinas Kebudayaan serta Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi. Nantinya nisan itu akan diapakan, merupakan kewenangan dua instansi tersebut," ujar Wahyu.

Berdasarkan dokumentasi historis, pada peta yang dibuat pemerintahan kolonial Belanda 1920, lokasi tempat ditemukannya nisan tersebut merupakan lahan kosong. Beberapa bangunan ruko tua di Pasar 16 Ilir pun tertera penanggalan berkisar antara 1924 hingga 1927. Bisa jadi sebelum peta yang dibuat oleh pemerintahan kolonial terdapat pemukiman di kawasan tersebut. Karena pada masa tersebut, pemakaman keluarga terletak tidak jauh dari pemukiman.

Pada peta bertahun 1821 pada zaman kesultanan di dekat lokasi penemuan pun diketahui sudah banyak pemukiman Rumah Limas tempat tinggal para pangeran Kesultanan Palembang Darussalam.

"Kemungkinan daerah itu ditimbun oleh pemerintah kolonial sebelum 1920. Saat ditanyakan kepada pekerja Waskita Karya yang menemukan nisan tersebut saat menggali pun posisi nisan sudah rebah, bukan tertancap. Kemungkinan memang sudah ditimbun lama jauh sebelum ada bangunan ruko di lokasi itu," kata dia.

Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Palembang Retno Purwanti berujar, temuan nisan ini penting bagi sejarah Kota Palembang. Dari sisi pengetahuan sejarah, penemuan tersebut membuktikan adanya pemukiman di kawasan Pasar 16 Ilir sekarang. Tanpa ada temuan nisan ini, Pasar 16 Ilir hanya akan dianggap sebagai situs bekas Keraton Beringin Janggut yang juga masih perlu dicari bukti-bukti fisiknya.

Kawasan yang akhirnya menjadi pusat perekonomian dan menjadi Pasar 16 Ilir itu pun merupakan bagian dari dinamika politik pemerintahan kolonial Belanda untuk membangun konsep kota modern yang dimulai pada tahun 1898.

"Yang sudah kami lakukan terhadap nisan ini baru tahap penelitian awal. Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab dari penemuan tersebut dan itu perlu penelitian lanjutan serta dukungan dari Pemkot Palembang. Sebatas ini, kami akan menerbitkan jurnal ilmiah untuk hasil penelitian penemuan nisan kuno tersebut," ujar Retno yang juga merupakan Arkeolog Madya di Kantor Arkeologi Sumsel ini.

Berdasarkan penelusuran dan wawancara dengan pihak Waskita Karya, tanah bekas galian tersebut dibuang di empat lokasi yang berbeda. Pihaknya akan meneliti lebih lanjut ke empat lokasi tersebut karena berpotensi ada temuan-temuan lain seperti pecahan keramik dan logam.

"Di salah satu nisan, di lubang pasak itu ditemukan pecahan logam. Ini mengindikasikan ada peninggalan lain yang bisa kami teliti lebih lanjut. Kami akan memulai penelitian lebih lanjut untuk mengungkap beberapa pertanyaan yang muncul dari penemuan nisan ini," kata dia.

(isn/isn)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat