yoldash.net

Pantauan WNI yang Ikut Salat Jenazah Bos Hamas Haniyeh di Qatar

Seorang WNI yang berada di Qatar, Bidin Bachrul Ulumuddin, berbagi cerita soal situasi di Ibu Kota Doha gelaran salat jenazah bos Hamas, Ismail Haniyeh.
Seorang WNI yang berada di Qatar, Bidin Bachrul Ulumuddin, berbagi cerita soal situasi di Ibu Kota Doha gelaran salat jenazah bos Hamas, Ismail Haniyeh. (REUTERS/Office of the Iranian Supreme Leader)

Jakarta, Indonesia --

Seorang warga Indonesia (WNI) yang berada di Qatar, Bidin Bachrul Ulumuddin, berbagi cerita soal situasi di Ibu Kota Doha menjelang gelaran salat jenazah pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, pada Jumat (2/7).

Bidin, yang merupakan senior engineer di Qatar Energy, mengatakan dia berencana melaksanakan salat Jumat di Masjid Imam Muhammad bin Abdul Wahhab sekaligus mengikuti salat jenazah setelahnya. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut pantauan Bidin, penjagaan kompleks masjid sangat ketat bahkan warga yang ingin turut serta melaksanakan salat jenazah harus melewati gerbang khusus dan terpisah dari para pejabat yang hadir.

Bidin menuturkan setibanya di kompleks masjid, ia dan seluruh jemaah yang ingin memasuki masjid tidak diperbolehkan membawa ponsel dan gadget lainnya.

"Benar-benar ketat penjagaannya, mungkin karena ada beberapa tamu negara di dalam. Handphone harus ditaruh di mobil," kata Bidin kepada Indonesia.com di lokasi, Jumat (2/8).

Bidin berujar masyarakat bahkan tak boleh memasuki masjid sembarangan, melainkan harus melewati gate atau gerbang khusus.

"Masyarakat tidak boleh dekat ke masjid. Ada gate khusus," kata Bidin yang juga merupakan Ketua ICMI Qatar.

Menurut Bidin, lokasi sekitar masjid saat ini dipadati warga yang hendak ikut menyalatkan jenazah sang pemimpin terkemuka Hamas.

Kepadatan ini sudah diantisipasi pemerintah yang telah mengerahkan aparat di sekitar masjid sejak pagi hari tadi.

"Situasi jam 07.00 pagi masih relatif sepi, tapi jalan masuk ke Masjid sudah diblokade dan dijaga oleh polisi," kata Bidin.

Pantauan serupa juga dilaporkan WNI lainnya di Qatar, Dedi, yang telah menelusuri jalan sekitar masjid pagi hari ini.

Menurut Dedi, pihak berwenang Qatar telah mengerahkan petugas, mobil, hingga motor, untuk mengamankan daerah sekitar masjid.

"Pihak keamanan sudah menurunkan petugas-petugas, mobil, dan motor untuk mengamankan daerah lokasi sekitar mesjid," kata Dedi kepada Indonesia.com.

Jenazah Haniyeh akan disalatkan hari ini Jumat di Masjid Imam Muhammad bin Abdul Wahhab di Doha.

Setelahnya, jasadnya akan dimakamkan di Founder Imam Cemetery di Lusail, pinggiran kota Doha.

Sejumlah pemimpin negara Arab dan negara-negara Islam disebut akan hadir dalam pemakaman tersebut. Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla merupakan salah satu tokoh yang akan datang di pemakaman Haniyeh di Qatar.

Ismail Haniyeh tewas di Iran pada Rabu (31/7) dini hari usai sebuah serangan meledakkan tempat dia menginap di Teheran.

Haniyeh berada di Iran untuk menghadiri pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian pada Selasa (30/7). Dia juga sempat bertemu dengan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Ismail Haniyeh merupakan kepala biro politik Hamas sejak 2017, menggantikan Khaled Meshaal. Haniyeh merupakan tokoh terkenal, terutama usai menjabat Perdana Menteri Palestina pada 2006, menyusul kemenangan Hamas pada pemilu parlemen.

Haniyeh tinggal di pengasingan dan berpindah antara Turki dan Qatar. Dia bergabung dengan Hamas pada tahun 1987, saat peristiwa Intifada Pertama.

Selama agresi Israel ke Palestina, keluarga Haniyeh turut jadi sasaran serangan. Pada April lalu, tiga anak dan empat cucu Haniyeh tewas dibunuh Israel.

(blq/rds)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat