Jakarta, Indonesia --
Kerajaan Arab Saudi baru-baru ini menerapkan sejumlah peraturan baru yang berkaitan dengan pelaksanaan haji.
Sejumlah hal baru yang berhubungan dengan pelaksanaan ibadah haji dan umrah dirilis oleh Kerajaan Arab Saudi guna mempermudah akses jemaah.
Berbagai hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi saat berkunjung ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulai dari penambahan kuota haji hingga penerbitan smart card sebagai salah satu kartu pelayanan terbaru untuk para jemaah haji Indonesia.
Apa saja hal yang baru dari Arab Saudi terkait pelaksanaan ibadah haji?
Imbauan untuk berkunjung ke situs bersejarah
Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq bin Fawzan Al Rabbiah mengharapkan jemaah haji dan umrah untuk mendatangi berbagai situs sejarah dan keislaman yang sudah diperbarui.
"Kami mengimbau kepada seluruh jemaah umroh ataupun yang ziarah ke kerajaan Arab Saudi untuk mendatangi situs-situs tersebut karena terkait dengan perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW," kata Tawfiq dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (30/4).
Tawfiq mengungkap bahwa pemerintah Saudi telah melakukan revitalisasi di sejumlah situs yang ada di dua kota suci yaitu Mekkah dan Madinah.
Penambahan kuota haji
Arab Saudi menargetkan jumlah jemaah umrah dari Indonesia meningkat dibandingkan 2023 lalu. Riyadh pun menargetkan dua juta lebih WNI yang berangkat dari Indonesia.
Oleh sebab itu, pemerintah Saudi menetapkan kuota pada 2024 sebanyak 241.000 orang. Jumlah ini mendapat penambahan 20 ribu dari kuota sebelumnya.
Berlanjut ke sebelah...
Tindak tegas visa tak resmi
Tawfiq bin Fawzan Al Rabiah turut menyatakan bahwa pemerintah Riyadh bakal memberi tindakan tegas hingga sanksi kepada jemaah yang menggunakan visa tak resmi.
"Pemerintah Saudi tidak membolehkan, tidak akan menoleransi, bahkan akan ada sanksi yang cukup kuat jika terbukti bahwa dia melaksanakan ibadah haji dengan visa yang tidak prosedural. Itu tidak akan kami biarkan," kata Tawfiq dalam konferensi pers di Four Seasons, Jakarta, Selasa (30/4).
Menteri Agama Indonesia Yaqut Cholil Qoumas juga menambahkan bahwa pihaknya bakal menjatuhkan sanksi kepada agen travel dan biro haji yang tidak menaati peraturan terbaru pemerintah Saudi.
Yaqut lalu menyebut jenis visa yang dapat digunakan oleh jemaah haji Indonesia yakni visa haji dan visa mujamalah.
Tambah penerbangan langsung dari Indonesia
Tawfiq lalu lanjut menambahkan bahwa pemerintah Saudi dan RI sudah melakukan koordinasi dan kerja sama dengan instansi yang berkaitan dengan penerbangan dari Saudi ke Indonesia maupun sebaliknya.
Ini merupakan salah satu upaya dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah RI. Penambahan jadwal penerbangan juga selaras dengan bertambahnya kuota haji pada tahun ini.
Terbitkan 'Smart Card' permudah pelaksanaan haji
Indonesia menjadi negara pertama yang menerima kartu keberangkatan haji atau smart card dari pemerintah Saudi.
"Jemaah haji yang pertama kali mendapatkan kartu keberangkatan haji adalah jemaah haji dari Indonesia," kata Tawfiq dalam konferensi pers di Four Seasons, Jakarta, Selasa (30/4).
Kartu tersebut dapat mempermudah jamaah untuk melakukan pendataan dan pelacakan selama pelaksanaan. Bahkan, smart card dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di wilayah Arab Saudi.
Ini karena kartu canggih tersebut telah dilengkapi oleh Near-Field Communication (NFC) yang memungkinkan jemaah untuk melakukan transaksi.
[Gambas:Infografis CNN]