yoldash.net

Turki Ajukan Permohonan Gabung Proyek Bulan China-Rusia

Turki mengajukan permohonan untuk bergabung dengan proyek Stasiun Penelitian Bulan Internasional (ILRS) yang dipimpin China dan Rusia.
Ilustrasi. Turki mengajukan permohonan untuk bergabung dengan proyek Stasiun Penelitian Bulan Internasional (ILRS) yang dipimpin China dan Rusia. (ivabalk/Pixabay)

Jakarta, Indonesia --

Turki mengajukan permohonan untuk bergabung dengan proyek Stasiun Penelitian Bulan Internasional (ILRS) yang dipimpin China dan Rusia.

Dilansir South China Morning Post (SCMP), Negara Timur Tengah itu menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pertama yang mengajukan permohonan menjadi anggota ILRS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Surat kabar Turki melaporkan langkah ini jadi babak baru bagi Turki untuk menunjukkan kehadiran yang kuat dalam penelitian dan eksplorasi ruang angkasa.

Hal itu selaras dengan pencapaian negara tersebut baru-baru ini di bidang luar angkasa, seperti perjalanan astronot Alper Gezeravci ke Stasiun Luar Angkasa Internasional dengan misi Axiom Mission 3 (Ax-3).

ADVERTISEMENT

Permohonan Turki juga dikonfirmasi oleh Direktur Institut Penelitian Luar Angkasa Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia Anatoly Petrukovich dalam konferensi pers di Moskow.

Sementara itu, salah satu mitra pengelola perusahaan konsultan luar angkasa AstroAnalytica, John Sheldon, mengatakan ia tidak terkejut Turki tertarik bergabung dengan proyek ILRS. Menurutnya, keterlibatan Turki akan menguntungkan Tiongkok terutama pada aspek anggaran dan teknologi.

Turki dinilai memiliki program luar angkasa yang mencakup pembangunan satelit canggih dan kemampuan peluncuran luar angkasa. Selain itu, negara tersebut juga memiliki basis industri luar angkasa dan kemampuan penelitian yang berkembang pesat.

Bergabungnya Turki dengan proyek ILRS juga disebut akan memenuhi tujuan geopolitik mereka, karena kebijakan luar negerinya sedang bertransisi secara signifikan dari negara yang berorientasi Barat menjadi semakin mengarah ke timur dan selatan.

Sheldon mengatakan di bawah kepemimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan, hubungan Turki dengan Uni Eropa, NATO, dan Amerika Serikat menjadi semakin tegang dan bahkan renggang. Karena itu, Turki berusaha memberikan pengaruh dan menjauhkan diri dari agenda geopolitik Barat.

"Ini berarti Turki semakin terlibat dengan Tiongkok dan Rusia. Meskipun ada perbedaan tertentu dengan Moskow, Ankara mendapati kepentingannya selaras dengan kepentingan Beijing dan Moskow dalam berbagai masalah di kawasan ini," kata Sheldon.

Ia menambahkan ada implikasi politik jika Turki bergabung dengan ILRS dibandingkan bergabung dengan program eksplorasi bulan yang dipimpin oleh NASA Amerika Serikat. Program tersebut dipandang sebagai saingan ILRS.

"Hal ini mungkin dilihat di Barat sebagai sebuah paku di peti mati dari hubungan yang dulunya erat dan penting," katanya.

Jika permohonannya diterima, Turki akan menjadi negara ke-10 yang ikut serta dalam proyek ILRS setelah Tiongkok, Rusia, Venezuela, Pakistan, Azerbaijan, Belarus, Afrika Selatan, Mesir, dan Thailand.

(fby/tsa)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat