yoldash.net

Hamas Buka Suara usai DK PBB Loloskan Resolusi Gencatan Senjata Gaza

Hamas tegaskan tetap berpegang pada proposal awal yakni gencatan senjata secara komprehensif, termasuk penarikan pasukan Israel dari Gaza.
Hamas buka suara usai DK PBB loloskan resolusi gencatan senjata di Gaza. Foto: AFP/ROBERTO SCHMIDT

Jakarta, Indonesia --

Kelompok Hamas buka suara tentang posisi mereka, setelah Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) akhirnya meloloskan resolusi gencatan senjata di Gaza. 

Hamas menyatakan akan tetap berpegang pada proposal awal mereka, yakni gencatan senjata secara komprehensif. Proposal Hamas juga mencakup penarikan pasukan Israel dari Gaza, dan pemulangan warga Palestina yang kini ada di tempat-tempat pengungsian. 

Hamas juga menuntut "pertukaran tahanan yang nyata", yang merujuk pada pembebasan tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel, sebagai imbalan dari pembebasan sandera Israel di Gaza.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih rinci, tuntutan itu mencakup pembebasan 100 tahanan Palestina yang dihukum seumur hidup, dikutip Reuters.

Tuntutan Hamas yang mendesak gencatan senjata penuh ini berbeda dengan resolusi terbaru yang diloloskan DK PBB, usai Amerika Serikat memilih abstain atas resolusi itu. 

Dalam resolusi terbaru ini mencakup desakan gencatan senjata segera selama bulan Ramadan, lebih banyak bantuan masuk Gaza, hingga pembebasan sandera Hamas tanpa syarat tanpa memuat pembebasan tahanan Palestina. 

Amerika Serikat memilih abstain alih-alih menyetujui resolusi ini, setelah menyebut Dewan Keamanan PBB mengabaikan perubahan penting tertentu termasuk pemerintahan AS untuk menambah kecaman terhadap Hamas.

"Kami menghargai kesediaan anggota Dewan untuk melakukan beberapa perubahan dan menyempurnakan resolusi ini. Namun, perubahan penting tertentu diabaikan, termasuk permintaan kami untuk menambah kecaman terhadap Hamas," kata Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield.

"Kami tidak setuju dengan semua yang ada dalam resolusi ini. Oleh karena itu, sayangnya kami tidak dapat memilih ya [setuju dengan resolusi]," imbuhnya. 

Menurutnya, yang terpenting saat ini adalah gencatan senjata dan pembebasan sandera yang memungkinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan memberi peluang untuk menghentikan perang secara berkelanjutan.

DK PBB akhirnya meloloskan resolusi gencatan senjata Gaza, dalam pemungutan suara yang digelar pada Senin (25/3) waktu setempat. 

Resolusi ini disepakati di tengah bulan Ramadan, dan saat jumlah korban tewas di Jalur Gaza terus bertambah imbas agresi Israel.

Selama agresi, pasukan Zionis menggempur habis-habisan warga dan objek sipil seperti kamp pengungsian dan rumah sakit.

Hingga kini total korban tewas akibat gempuran Israel mencapai lebih dari 32.300, mayoritas korban merupakan anak dan perempuan.

 

 

[Gambas:Video CNN]



(isa/dna)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat