yoldash.net

Kenapa Singapura Marah Minta Israel Hapus Unggahan soal Palestina?

Pemerintah Singapura marah usai Kedubes Israel unggah konten Facebook bandingkan penyebutan Israel vs Palestina dalam Al Qur'an.
Singapura minta Kedubes Israel hapus unggahan Facebook yang menyinggung Palestina. Ilustrasi. Foto: iStockphoto/efired

Jakarta, Indonesia --

Pemerintah Singapura marah dan meminta Kedutaan Besar Israel di Singapura untuk menghapus salah satu unggahan mereka di Facebook yang menyinggung Palestina.

Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura, K. Shanmugam, mengatakan unggahan Kedubes Israel dihapus karena berisi pernyataan "yang sama sekali tidak dapat diterima" tentang Palestina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Minggu (24/3), Kedubes Israel di Singapura mengunggah konten Facebook berisi klaim yang membandingkan berapa banyak penyebutan Israel dan Palestina di dalam Al Qur'an.

"Israel disebutkan 43 kali dalam Al Qur'an. Sebaliknya Palestina tidak disebutkan satu kali pun," demikian unggahan di akun Facebook Kedubes Israel.

"Setiap bukti arkeologi seperti peta, dokumen, koin, menghubungkan tanah Israel dengan orang-orang Yahudi sebagai penduduk asli tanah tersebut," lanjut unggahan itu.

Usai mendapat protes, unggahan itu kemudian dihapus di hari yang sama.

Menteri Shanmugam pun mengaku kesal setelah tahu soal unggahan itu. Dia langsung meminta Kementerian Luar Negeri Singapura menegur Kedubes Israel, agar menghapus unggahan itu.

"Unggahan tersebut salah dalam banyak hal. Pertama, hal ini tidak sensitif dan tidak pantas. Hal ini berisiko merusak keselamatan, keamanan, dan keharmonisan kita di Singapura," ungkap Shanmugam.

Menurutnya unggahan itu bisa menyulut ketegangan, khususnya membahayakan komunitas Yahudi di Singapura.

"Kami menjaga keselamatan semua orang di Singapura, mayoritas dan minoritas, termasuk Yahudi dan Muslim," kata dia.



Selain itu, dia mengatakan pemerintah Singapura telah menyampaikan pandangan mereka secara jelas ke Kedubes Israel.

"Adalah salah jika secara efektif menunjuk pada teks-teks agama, untuk menyampaikan maksud politik. Yang lebih buruk lagi, dalam situasi ini, jika Kedubes Israel menggunakan Al Qur'an untuk tujuan tersebut," ujarnya.

(dna/dna)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat