yoldash.net

Pelapor Sejarawan Bonnie Triyana di Belanda Ngotot Tolak Cabut Berkas

Kasus pelaporan sejarawan RI, Bonnie Triyana ke kepolisian Belanda diperkirakan bakal terus berlanjut.
Foto ilustrasi. Suasana saat perang kemerdekaan Indonesia. (anri.sikn.go.id)

Jakarta, Indonesia --

Kasus pelaporan sejarawan Indonesia, Bonnie Triyana ke kepolisian Belanda diperkirakan bakal terus berlanjut. Federatie Indies Nederlanders (FIN) mengonfirmasi menolak untuk mencabut laporan atas Bonnie Triyana.

Bonnie dipolisikan usai menihilkan istilah 'Bersiap' dalam sebuah pameran di Rijksmuseum, Amsterdam yang akan dibuka pada 11 Februari 2022. Bonnie tercatat sebagai kurator tamu mewakili Indonesia.

FIN menolak mencabut laporan meski Rijksmuseum pada akhirnya tetap menggunakan istilah 'bersiap' yang menggambarkan kekerasan yang terjadi terhadap penduduk Indo-Belanda semasa '1945-1947'.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak, pada saat ini kami tidak akan menarik laporan tersebut," ujar Michael Lentze, Juru Bicara FIN kepada Indonesia.com, Rabu (26/1).

Lentze menilai apa yang dilontarkan Bonnie dalam sebuah opini artikel di media lokal Belanda merupakan sebuah pernyataan kriminal.

Bonnie dinilai bersikap 'denial' (menyangkal) tentang segala peristiwa yang terjadi selama periode 'bersiap' yang dikenal di Indonesia sebagai 'Agresi Militer Belanda'. Penyangkalan terhadap peristiwa 'bersiap', ujar Lentze sama halnya menolak fakta tentang genosida.

"Penyangkalan dapat dihukum dalam keadaan tertentu di Belanda, serta dianggap sebagai pelanggaran pidana," tegasnya.

Kendati demikian, FIN menyebut hingga saat ini belum mendapatkan kabar terbaru mengenai kelanjutan laporan atas Bonnie tersebut.

"Kami belum menerima informasi terbaru mengenai laporan tersebut. Kami tetap akan mewakili para korban Indo-Belanda yang menjadi korban periode bersiap," tegas Lentze.

Bonnie dipolisikan usai artikelnya memutuskan untuk meniadakan istilah 'bersiap' dalam galeri pameran yang digelar Rijksmuseum, Amsterdam yang akan dibuka pada 11 Februari dan berlangsung hingga Juni 2022. Pada pameran itu, Bonnie tercatat sebagai kurator tamu

Bonnie menilai istilah 'Bersiap' yang digunakan hanya akan menebalkan cap sentimen rasialisme terhadap orang-orang Indonesia semasa periode 1945-1947. 'Periode Bersiap', dalam pandangan Bonnie, selalu menampilkan narasi tentang wajah orang Indonesia yang primitif, biadab, serta tersulut kebencian ras.

"Padahal akar persoalannya adalah ketidakadilan yang diciptakan kolonialisme, yang membentuk struktur masyarakat yang hierarkis secara rasial guna menyelubungi eksploitasi terhadap koloninya," tulis Bonnie dalam sebuah artikel opini di situs NRC, 10 Januari 2022.



(bac/bac)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat