yoldash.net

Kisah Korban Tornado AS Selamat Usai Minta Tolong via Facebook Live

Sejumlah warga Amerika membeberkan kengeringan hantaman 50 tornado selama akhir pekan lalu yang menewaskan lebih dari 100 orang.
Sejumlah warga Amerika membeberkan kengeringan hantaman 50 tornado selama akhir pekan lalu yang menewaskan lebih dari 100 orang. (Foto: AP/Mark Humphrey)

Jakarta, Indonesia --

Sebanyak lebih dari 100 orang dilaporkan meninggal dunia akibat 50 tornado mematikan menghantam delapan negara bagian Amerika Serikat sejak Jumat pekan lalu.

Selain di Kentucky, tornado juga menerjang Arkansas, Illinois, Indiana, Missouri, Mississippi, Ohio dan Tennessee.

Banyak warga di delapan negara bagian AS itu hanya memiliki waktu belasan menit untuk mencari tempat perlindungan di bawah tanah sejak sirine peringatan berbunyi, yang menandakan bahwa tornado tengah menuju wilayah mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sampai saat ini, ahli klimatologi AS memang menilai tornado sulit dideteksi.

Parson Perez adalah salah satu dari banyak pekerja yang terperangkap di bawah puing-puing pabrik lilin di Mayfield, Kentucky.

ADVERTISEMENT

"Itu terjadi begitu cepat. Kami semua sempoyongan, dan kemudian boom, semuanya menimpa kami," kata Parsons kepada CNN, Senin (13/12).

Kengerian itu dimulai saat ia merasa ada angin kencang, meski dia tengah berada di dalam pabrik. Sejak intensitas angin semakin tak karuan, para Parsons dan para pekerja lain pun mulai berlindung di tempat aman.

Parson menyaksikan lampu yang berkedip-kedip dan pendengarannya mulai terganggu. Beberapa detik kemudian, bangunan di sekelilingnya hancur.

"Runtuh seperti rumah kartu. Seakan salah satu orang mengambil bagian-bagian kartu di tengah sehingga bagian atas jatuh menimpa kami begitu saja," tuturnya.

Ia juga merasakan sesuatu telah menghantam kepalanya. Saat kekacauan akibat tornado sudah berhenti, ia menyadari kakinya terjepit di antara reruntuhan.

Parson terjebak 1,5 meter di bawah puing-puing pabrik.

Rekan kerja Parsons pun turut terimbun puing-puing pabrik di sekelilingnya. Beberapa berteriak meminta bantuan, sebagian lain memanjatkan doa dengan pasrah.

Untuk membuat situasi tetap tenang, Parson melempar lelucon. Namun, seiringberjalannya

waktu, saat dia tak lagi merasakan apa-apa di jari kakinya, perasaan khawatir mulai menyeruak.

Parsons pun memiliki akal untuk meminta pertolongan. Ia meraih ponsel yang untungnya yang ia simpan di kantong pakaiannya dan mulai meminta bantuan via Facebook Live.

"Saya tak tahu siapa yang menonton. Kalian semua tolong kirim kami bantuan. Kami terjebak. Dindingnya menimpa saya," ucap Parsons dalam Facebook Live itu

"Tidak ada yang bisa menjangkau kami. Kalian semua, doakan kami. Cobalah dan minta seseorang membantu kami," katanya menambahkan.

Akhirnya, supervisor dan penghuni lain yang bekerja di pabrik mulai mendobrak dinding agar ada sirkulasi udara.

Ketika petugas penyelamat tiba, mereka lebih dulu mengevakuasi semua orang di sekitar Parson, sebelum menyelamatkan dirinya.

Para kru bekerja menyingkirkan puing-puing dari bawah, sampai bisa menarik Parsons dari reruntuhan.

"Begitu saya keluar dari sana, saya tidak bisa melakukan apapun selain bersyukur kepada Tuhan," katanya.

Ia masih tak percaya ada orang yang selamat dari reruntuhan itu, mengingat dahsyatnya tornado meruntuhkan gedung.

"Itulah satu-satunya hal yang menyelamatkan saya. Sulit dipercaya," ujar Parsons.

Kerusakan tornado seperti zona perang dapat dibaca di halaman berikutnya >>>

Seperti Zona Perang

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat