yoldash.net

Taliban Diduga Bunuh 13 Warga Etnis Hazaras di Afghanistan

Taliban dilaporkan membunuh 13 orang dari etnis Hazaras di Afghanistan, termasuk 9 mantan tentara yang menyerahkan diri dan satu remaja putri berusia 17 tahun.
Ilustrasi Taliban. (AP/Felipe Dana)

Jakarta, Indonesia --

Taliban dilaporkan membunuh 13 orang dari etnis Hazaras di Afghanistan, termasuk sembilan mantan tentara yang menyerahkan diri dan satu remaja putri berusia 17 tahun.

Berdasarkan laporan hasil investigasi teranyar Amnesty International, pembunuhan itu terjadi di Distrik Khidir, Provinsi Daykundi, pada 30 Agustus lalu.

Sebagaimana dilansir CNN, 11 dari total korban tersebut merupakan mantan personel Pasukan Keamanan dan Pertahanan Nasional Afghanistan yang sudah menyerahkan diri. Sementara itu, dua lainnya merupakan warga sipil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Taliban melakukan pembunuhan di luar hukum terhadap sembilan mantan pasukan pertahanan setelah mereka menyerahkan diri, pembunuhan yang diduga merupakan kejahatan perang," tulis Amnesty di laporannya.

Laporan itu berlanjut, "Dua warga sipil juga tewas ketika mereka berupaya kabur dari area tersebut, termasuk perempuan 17 tahun, saat Taliban melepaskan tembakan ke arah kerumunan warga."

ADVERTISEMENT

Amnesty International mengaku sudah memverifikasi bukti foto dan video dari kejadian itu. Menurut mereka, bukti visual itu memang direkam saat kejadian dan sesuai dengan waktu peristiwa terjadi.

"Eksekusi berdarah dingin ini merupakan bukti bahwa Taliban melakukan penganiayaan parah yang biasa mereka lakukan saat memerintah Afghanistan dulu. Mereka berulang kali melanggar HAM yang dianggap sebagai musuh, bahkan membunuh orang yang sudah menyerah," tulis Amnesty.

[Gambas:Video CNN]

Menutup laporannya, Amnesty menuliskan, "Taliban mengatakan bahwa mereka tak akan menargetkan mantan karyawan dari pemerintahan sebelumnya. Namun, pembunuhan ini bertolak belakang dengan klaim itu."

Meski demikian, International belum dapat melakukan verifikasi independen. CNN juga sudah menghubungi pihak Taliban, tapi belum mendapatkan respons.

(has/has)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat