AS Wajibkan Masker di Gedung Pemerintahan Daerah Covid Tinggi
Amerika Serikat mewajibkan pemakaian masker di gedung pemerintahan di daerah-daerah yang mengalami lonjakan Covid-19.
Badan Manajemen dan Bujet Gedung Putih (OMB) menyatakan bahwa pegawai dan pengunjung di dalam gedung-gedung pemerintahan di daerah tersebut wajib memakai masker, baik itu yang sudah divaksin maupun belum.
"Di daerah dengan penularan tinggi, badan pemerintahan harus mewajibkan semua pegawai, kontraktor, dan pengunjung, tak peduli status vaksinasinya, untuk memakai masker di dalam gedung pemerintahan mulai hari ini," demikian bunyi surat dari Wakil Direktur Manajemen OMB, Jason Miller.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Miller menegaskan bahwa semua orang yang belum divaksin penuh juga harus tetap menerapkan jaga jarak sesuai dengan imbauan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Reuters melaporkan bahwa pemerintah AS mengeluarkan keputusan ini tak lama setelah CDC mengimbau bahwa warga sudah divaksin juga tetap harus memakai masker di daerah rawan Covid.
CDC menyatakan bahwa langkah ini harus diambil mengingat 67 persen daerah di AS saat ini masuk kategori penularan Covid-19 tinggi.
Presiden Joe Biden sendiri sebenarnya sudah mengeluarkan perintah wajib masker di semua gedung pemerintahan. Namun, aturan itu dilonggarkan pada Mei lalu, ketika CDC mengizinkan warga yang sudah tuntas vaksin untuk tak lagi memakai masker.
Saat itu, kasus Covid-19 di AS memang melandai karena program vaksinasi yang cepat di awal pemerintahan Biden.
Namun kini, kasus Covid-19 di AS kembali meningkat karena kemunculan virus corona varian Delta, ditambah ketidakpercayaan masyarakat akan vaksin, terutama di kawasan selatan Negeri Paman Sam.
Lonjakan kasus tertinggi pun terpantau di lima negara bagian dengan tingkat vaksinasi rendah, yaitu Lousiana, Arkansas, Missouri, Florida, dan Nevada.
"Ini adalah masalah yang sebagian besar akibat mereka yang tidak divaksinasi, yang merupakan alasan mengapa kami memohon kepada orang-orang yang belum divaksinasi untuk menerima vaksin," kata Kepala Penasihat Presiden AS Bidang Kesehatan, Anthony Fauci.
(has/has)