yoldash.net

Cerita Anwar Ibrahim Dibantu Habibie Saat Masa Sulit

Sosok mendiang BJ Habibie begitu melekat di ingatan Anwar Ibrahim. Kesan tersebut diceritakan oleh mantan Wakil PM Malaysia itu usai hadiri tahlilan di Jakarta.
Mantan Wakil PM Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim didampingi kedua putra mendiang Presiden RI ke-3 BJ Habibie, Ilham Akbar Habibie. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Jakarta, Indonesia -- Sosok mendiang Bacharuddin Jusuf Habibie begitu melekat dalam ingatan Anwar Ibrahim. Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia itu mengaku telah mengenal Habibie sejak lama. Ia menganggap Habibie yang 11 tahun lebih tua sebagai kakak sendiri. 

Kesan itu diceritakan kembali oleh Anwar usai menghadiri tahlilan 28 hari kepergian Habibie di Jakarta, Rabu petang (9/10).

Anwar menganggap hubungannya dengan Presiden ketiga RI itu sangat unik. Meski kerap berselisih pendapat, Anwar mengungkapkan mereka selalu senang bercengkerama dan tak kenal waktu jika sudah berbicara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Latar belakang kami sangat berbeda, beliau (Habibie) merupakan kalangan teknokrat dan ilmuwan, sementara saya dari kalangan gerakan aktivis dan pejuang rakyat. Jadi kami tidak semuanya saling cocok," kata Anwar.

Kata Anwar, jika bertemu, dia dan Habibie selalu berbincang panjang mulai dari filsafat, teknologi, politik, seni, budaya, hingga Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Kalau saya kalah sedikit dari beliau (Habibie), saya tinggikan suara saya. Tapi sosok Habibie penuh kasih, ia menganggap saya sebagai seorang adik," ujarnya sambil tertawa.

[Gambas:Video CNN]

Anwar dan Habibie tak hanya dekat secara personal tapi juga dalam konteks urusan negara.

Kala menjabat sebagai wakil perdana menteri tahun 1998, Anwar sempat membujuk perdana menteri saat itu, Mahahtir Mohamad, untuk mendukung penunjukan Habibie sebagai wakil presiden.

Saat itu, papar Anwar, sejumlah pemimpin negara di ASEAN terpengaruh oleh Barat dan menentang pelantikan Habibie sebagai wakil Presiden Soeharto. 

"Saya anggap itu sesuatu yang janggal bagi negara lain untuk campur tangan urusan dalam negeri orang. Saya lalu mohon izin kepada Pak Mahathir untuk datang menemui Presiden Soeharto demi memberikan jaminan bahwa Malaysia mendukung penunjukan (Habibie)," kata Anwar.


Anwar tak akan pernah melupakan kebaikan Habibie yang banyak menolong hidupnya ketika masa-masa sulit di penjara.

Tokoh reformasi Malaysia itu sempat dibui dua kali atas kasus sodomi, tudingan yang dianggap bermotif politik. Selama ini, Anwar dikenal sebagai tokoh pejuang reformasi yang lantang menentang korupsi dalam tubuh koalisi berkuasa saat itu, Barisan Nasional.

Anwar bercerita, saat pertama kali dipenjara karena tuduhan sodomi dan korupsi sekitar 1999 lalu, Habibie yang ketika itu menjabat wapres, secara resmi meminta Malaysia untuk tidak mengucilkan selama di penjara.

"Intelijen Indonesia memberitahu kepada Habibie ada kemungkinan Pak Anwar disiksa dan dipukul. Habibie lalu membuat suatu yang luar biasa dari segi hubungan diplomatik. Ia menyatakan 'saya dengar begini begitu, tolong jangan apa-apa kan adik saya'," kata Anwar menirukan pernyataan Habibie.

Menurut Anwar, pernyataan Habibie itu sempat membuat relasi Indonesia dan Malaysia tegang. 

Setelah keluar dari penjara, Anwar menjalani operasi saraf tulang belakang di Munich, Jerman. Selama masa pemulihan, dia menginap di rumah Habibie di Jerman. Di sana, ia dirawat oleh Habibie dan istrinya, Ainun.

Tak sampai di situ, lanjut Anwar, Habibie juga lagi-lagi membantunya ketika dia terjerat kasus serupa dan kembali masuk bui. 

Sekitar 8 Februari 2015, Habibie meminta untuk menemui di kediamannya di Jakarta. Kata Anwar, Habibie hanya minta ditemani mengobrol dan salat Jumat bersama. Hari itu tepat sehari menjelang vonis pengadilan di Malaysia.

"Setelah salat Jumat, Habibie bilang ke saya 'Anwar, kamu jangan pulang. Kami semua tahu kalau kamu pulang kamu akan dipenjara lagi. Kamu tidak lagi muda, kamu sudah lama tersiksa hampir 7 tahun keluar masuk penjara'," tutur Anwar mengulang kata-kata Habibie.


"Ia lalu meminta ajudannya menyiapkan kamar untuk saya menginap. Tapi saya jawab tidak mau. Saya bilang 'saya orang kampung, orang desa, saya mau pulang meski ada risiko," ujarnya.

Mendengar jawaban itu, Habibie menitikkan air mata, karena tidak berhasil meyakinkan Anwar untuk tidak pulang ke Malaysia. "BJ Habibie sangat prihatin dengan derita yang saya lalui semasa saya selesai operasi, bebas dari penjara. Saya akan terus kenang kebaikan beliau," kata Anwar. (rds/dea)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat