yoldash.net

Wiranto Ungkap Peluang Negara Kawasan Serang ISIS di Marawi

Dalam pertemuan enam negara kawasan, Menkopolhukam RI Wiranto menyatakan ada peluang negara kawasan bekerja sama menggempur ISIS di Marawi.
Usai pertemuan enam negara kawasan, Menkopolhukam RI Wiranto (kanan) menyatakan ada peluang negara kawasan bekerja sama menggempur ISIS di Marawi. (CNN Indonesia/Rinaldy Sofwan Fakhrana)

Jakarta, Indonesia -- Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan RI Wiranto membuka peluang Indonesia bekerja sama dengan negara-negara di kawasan untuk membantu Filipina menyerang militan ISIS di Marawi.

"Bukan satu hal yang tidak mungkin jika kita menghadapi (dengan melakukan serangan) secara bersama-sama di Marawi. Tapi butuh satu langkah lagi," kata Wiranto usai pertemuan enam negara terkait terorisme lintas perbatasan di Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (29/7).

Wiranto menjelaskan dalam pertemuan hari ini telah menghasilkan butir-butir kesepakatan bersama yang perlu ditindaklanjuti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wiranto mengatakan bakal ada satu pertemuan lanjutan yang diikuti pejabat-pejabat tinggi antar negara untuk mengaplikasikan kesepakatan hari ini dalam bentuk 'yang lebih nyata'.

Wiranto enggan menjelaskan lugas dan spesifik terkait pertemuan lanjutan tersebut. Namun, dalam konteks yang berbeda, Wiranto mengatakan keenam negara dalam pertemuan hari ini yaitu Indonesia, Australia, Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam dan Selandia Baru sepakat akan kembali menggelar forum yang sama tahun depan.

Pertempuran di Marawi

Sementara itu, di Marawi pertempuran antara militer Filipina dan kelompok ISIS masih terjadi sejak dua bulan silam kelompok tersebut melancarkan teror.

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, menyatakan pihaknya tak akan menyerah menghabisi ISIS di Marawi meskipun pertempuran harus berjalan hingga setahun.

Kongres Filipina telah menyetujui permintaan Duterte untuk memperpanjang darurat militer hingga akhir tahun di Mindanao. Dengan demikian, pasukan keamanan mendapatkan kewenangan lebih besar untuk mengejar para ekstemis hingga ke luar Marawi.

Meski belum ada kepastian akan melakukan langkah frontal untuk menghadapi para militan itu, Wiranto mengatakan, "Paling tidak sudah ada kesepakatan, ada kesadaran bahwa tidak mungkin satu negara menghadapi terorisme, karena terorisme adalah ancaman lintas negara."

Atas dasar itu pula mantan Panglima ABRI tersebut pun menilai peluang melakukan serangan ISIS secara bersama-sama di Filipina bagian selatan itu tidak tertutup.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat