yoldash.net

Warga Rusia Diimbau Berwisata di Dalam Negeri

Setelah aneksasi Crimea ke Rusia dan timbulnya krisis di Ukraina, pemerintah Rusia semakin membatasi warganya berwisata ke luar negeri saat musim liburan.
Jumlah wisatawan Rusia di luar negeri menyusut sebanyak empat juta selama dua tahun terakhir, menyusul aneksasi Crimea dan memanasnya krisis di Ukraina timur. (Reuters/Maxim Shemetov)

Moskow, Indonesia -- Warga Rusia kerap menghabiskan waktu liburan mereka, terutama saat musim dingin, untuk berwisata ke luar negeri. Biasanya, mereka pergi menuju negara-negara yang memiliki cuaca panas, seperti Turki atau Thailand.

Mulai dari pejabat pemerintah, politisi, aparat keamanan hingga warga biasa kerap berwisata ke luar negeri untuk sekedar menghilangkan penat sambil berjalan-jalan.

Namun, beberapa waktu belakangan, fenomena ini mulai berubah tak lama setelah Rusia menganeksasi Crimea sehingga memperparah krisis di Ukraina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov bahkan mengimbau warganya untuk berhati-hati lantaran menduga bahwa otoritas Amerika kerap mengincar warga Rusia.

Ia pun menyarankan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke sejumlah negara yang memiliki perjanjian ekstradisi dengan Negeri Paman Sam tersebut.

Hal tersebut membuat negara-negara di benua Eropa, termasuk Mesir dan Turki, menjadi daerah terlarang bagi warga Rusia untuk berlibur.

Beberapa aturan yang diterapkan oleh berbagai institusi dan lembaga pemerintah Rusia juga semakin memperketat larangan pegawai mereka untuk berlibur ke luar negeri. Misalnya saja di Kementerian Dalam Negeri, pegawai di tingkat tertentu diharuskan menyerahkan paspor mereka sehingga tidak bisa berpergian ke luar negeri.

Begitu pun dengan anggota Partai Komunis di parlemen yang menyatakan bahwa seluruh rekan sejawatnya dilarang pergi ke luar negeri jika tidak memiliki perizinan khusus.

Beberapa laporan di media bahkan mengindikasikan pekerja kereta api juga terpaksa membatalkan rencana berlibur mereka ke luar negeri atas perintah atasan.

Diberitakan The Economist, salah satu pejabat kepolisian Rusia, Mikhail Pashkin mengaku bahwa petugas yang tidak memiliki izin keamanan direkomendasikan untuk tidak ke luar negeri.

Namun, pembahasan mengenai aturan tersebut pun berubah menjadi setiap petugas kini wajib memiliki izin agar bisa pergi ke luar negeri, termasuk untuk keperluan dinas.

"Biarkan uang kalian habis di sini, bukan di sana (luar negeri)," ujar Pashkin.

Sejumlah agen tur wisata mengaku jumlah permintaan pemesanan paket berlibur ke luar negeri mengalami penurunan, salah satunya agen Tourism Industry Union.

"Kami meremehkan berapa banyak (aparat keamanan) yang ada," ujar Irina Tyurina.

"Meski demikian, mereka tetap saja menginginkan liburan," lanjutnya.

Saat ini permintaan liburan ke dalam negeri semakin meningkat, terutama di daerah pesisir pantai seperti Sochi -- tuan rumah penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin 2014 lalu, Anapa di Laut Hitam dan Crimea.

Layanan paket tur ke Mesir dan Turki juga mulai beralih dengan membuat penawaran paket liburan ke Sochi, mulai dari tiket pesawat, bus ber-AC, dan makan.

"Jika seseorang menggunakan paket tur ini, ia tidak akan kecewa," ujar Sergei Tolchin dari agen tur wisata NTK-Intourist.

"Modelnya sama, hanya saja pantai di Turki lebih berpasir, sedangkan di Sochi agak berbatu," lanjutnya.

Hubungan Rusia dan Barat yang dingin telah memasuki tahun kedua. Lonjakan wisatawan Rusia yang berlibur ke luar negeri mengalami penurunan hingga mencapai sekitar empat juta orang. (den)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat